Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,91% atau 71,01 poin ke level 7.716,54 pada perdagangan Kamis (24/10/2024). Sejumlah saham seperti UNVR, BRMS, JARR, hingga GOTO ditutup melemah pada sore ini.
Berdasarkan data RTI Infokom, sebanyak 214 saham menguat, 379 saham melemah, dan 198 saham stagnan hari ini. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 7.716,54-7.794,86. Kapitalisasi pasar tercatat turun menjadi Rp12.940,25 triliun.
Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang baru mengeluarkan laporan keuangannya tercatat melemah 8,58% ke level Rp2.130 per saham.
Kemudian saham tambang emas Grup Bakrie PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) juga ditutup melemah 5,24% ke level Rp362 per saham. Begitu juga dengan saham CPO milik Haji Isam PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR) turun 21,94% ke level Rp306 per saham.
Saham lain yang juga melemah adalah saham GOTO yang turun 2,70% ke level Rp72 per saham, Saham TLKM melemah 1,36% ke level Rp2.900 per saham, lalu saham PANI milik Aguan yang turun 5,96% ke level Rp14.200 per saham, serta saham BMRI yang melemah 1,41% ke level Rp6.975 per saham.
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan sentimen IHSG datang dari eksternal, seiring kenaikan yield Amerika Serikat (AS) Treasury 10 tahun mencapai level tertinggi intraday sebesar 4,26%.
Baca Juga
Kenaikan US Treasury ini seiring dengan komentar sejumlah petinggi The Fed yang memberikan indikasi akan mengambil pendekatan bertahap untuk memangkas suku bunga.
Presiden Richmond Fed, Thomas Barkin mengatakan perjuangan untuk mengembalikan inflasi ke target 2% mungkin lebih lama dari ekspektasi. Hal ini membuat pasar menilai kembali prospek pemotongan suku bunga the Fed selama beberapa bulan ke depan dengan latar belakang data ekonomi yang kuat dan pemilihan presiden yang akan datang.
Sementara itu, Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde mengatakan bank sentral perlu berhati-hati ketika memutuskan penurunan suku bunga lebih lanjut dan mencermati data yang masuk.
Pasar juga fokus memperhatikan Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) pada November mendatang. Pemilihan Presiden AS yang akan datang membuat pasar waspada terhadap potensi eskalasi ketegangan Tiongkok-AS jika pemilihan presiden dimenangkan oleh Donald Trump.
Pasar juga menunggu sinyal kebijakan lebih lanjut dari Beijing setelah otoritas menerapkan serangkaian langkah stimulus, termasuk pengurangan suku bunga pinjaman utama untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi dan berbagai instrumen moneter untuk meningkatkan aktivitas pasar saham.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.