Bisnis.com, JAKARTA – Holding BUMN PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID FOOD belum berencana membawa anak perusahaannya IPO di Bursa Efek Indonesia, meskipun wacana tersebut sempat mengemuka.
Anak anak yang dimaksud adalah PT Pabrik Gula (PG) Rajawali I dan PT Garam. Berdasarkan catatan Bisnis.com, wacana initial public offering (IPO) PG Rajawali I mengemuka sejak 2018 dan disebut mengincar dana sebesar Rp500 miliar.
PT Garam juga dikabarkan bakal merancang skenario penawaran saham perdana setelah sederet ekspansi bisnis dilakukan dalam beberapa tahun ke depan.
Namun, Direktur Keuangan dan Strategi ID FOOD Susana Indah Kris Indriati menyampaikan bahwa perseroan belum berencana membawa kedua perusahaan IPO dan memilih untuk fokus memperbaiki kinerja.
“Sejauh ini, belum ada rencana IPO untuk PG Rajawali I dan PT Garam. Kami sedang berfokus untuk perbaikan dan peningkatan kinerja perusahaan terlebih dahulu,” ujar Indah kepada Bisnis dikutip pada Jumat (11/10/2024).
Terkait dengan kinerja, holding BUMN pangan ini diketahui meraih laba bersih sebesar Rp100,92 miliar pada tahun lalu. Capaian tersebut berbalik dari kerugian yang dibukukan perseroan pada 2022 senilai Rp314,59 miliar.
Baca Juga
Di samping itu, ID FOOD menorehkan penjualan sebesar Rp15,23 triliun pada 2023 atau terkoreksi 3,49% secara tahunan atau year on year (YoY). Kinerja ini ditopang oleh segmen gula putih yang berkontribusi sebesar Rp926,52 miliar.
Dari sisi neraca keuangan, ID FOOD membukukan total aset Rp29,09 triliun pada 2023 atau meningkat 1,42% YoY. Liabilitas turun 14,94% secara tahunan menjadi Rp13,22 triliun, dan ekuitas tembus Rp15,87 triliun atau tumbuh 20,76% YoY.
Direktur Utama ID FOOD Sis Apik Wijayanto mengatakan kenaikan aset menandai perbaikan fundamental perseroan jelang 3 tahun usai resmi dibentuk pada 2022.
Capaian tersebut juga memperlihatkan tren pertumbuhan aset ID FOOD sejak 2020 – 2023 yang rata-rata tumbuh 14%. Adapun, sampai dengan semester I/2024, perseroan telah membukukan kenaikan aset menjadi sebesar Rp30 triliun.
Pertumbuhan aset, kata Sis Apik, menunjukkan peningkatan portofolio bisnis pangan dan nonpangan ID FOOD. Perseroan diketahui telah menambah daftar portofolio bisnis baru, seperti lini pertanian, peternakan, perikanan, garam, dan logistik.
“Penambahan portofolio tersebut didukung dengan pertambahan fasilitas dan aset strategis yang dikelola dan dikembangkan perusahaan,” pungkasnya.