Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konflik Timur Tengah dan Badai Milton di AS Picu Penguatan Harga Minyak Mentah

Harga minyak dunia terpantau naik pada sesi perdagangan awal Asia. Kenaikan ini di tengah kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan di Timur Tengah.
Mesin pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan
Mesin pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia terpantau naik pada sesi perdagangan awal Asia. Lonjakan harga emas hitam itu di tengah kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan di Timur Tengah setelah Israel berencana menyerang Iran . Dari Amerika, juga terdapat potensi lonjakan permintaan saat badai besar menerjang Florida.

Mengutip Reuters pada Kamis (10/10/2024) harga minyak mentah jenis Brent naik 37 sen, atau 0,5%, menjadi US$76,95 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 35 sen, juga 0,5%, menjadi US$73,59 per barel.

Produsen dan konsumen minyak terbesar di dunia, Amerika Serikat (AS) telah dilanda badai besar kedua, Badai Milton, yang menghantam pantai barat Florida, menimbulkan tornado dan mengancam gelombang air laut.

Badai tersebut telah meningkatkan permintaan bensin di negara bagian tersebut, dengan sekitar seperempat stasiun pengisian bahan bakar kehabisan persediaan, yang telah membantu mendukung harga minyak mentah.

Selain itu, investor tetap waspada terhadap potensi eskalasi ketegangan antara Israel dan Iran. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menjanjikan serangan Israel terhadap Iran akan mematikan, tepat, dan mengejutkan. 

Presiden AS Joe Biden berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang rencana Israel terkait Iran dalam panggilan telepon selama 30 menit pada hari Rabu yang digambarkan Gedung Putih sebagai "langsung dan sangat produktif".

Administrasi Informasi Energi AS (EIA) pada Selasa menurunkan perkiraan permintaannya untuk 2025 karena melemahnya aktivitas ekonomi di China dan Amerika Utara. Data EIA pada hari Rabu menunjukkan persediaan minyak mentah melonjak 5,8 juta barel menjadi 422,7 juta barel minggu lalu. Angka tersebut lebih besar dari perkiraan analis yang disurvei oleh Reuters, tetapi jauh lebih rendah dari perkiraan pada hari Selasa oleh kelompok industri American Petroleum Institute.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper