Bisnis.com, JAKARTA — Emiten teknologi PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) menjelaskan rencana pengembangan layanan financial technology (Fintech) emiten Grup Djarum tersebut dalam beberapa waktu ke depan.
Co-Founder & CEO Blibli Kusumo Martanto menjelaskan fintech dan dunia digital memang sangat erat hubungannya. Menurut Kusumo, Blibli secara langsung maupun tidak langsung telah hadir dalam bisnis fintech.
"Secara langsung kami punya 25% kepemilikan di Cermati Gorup, yang melalui anak usahanya Indodana, menjadi mitra strategis kami untuk menyediakan layanan BNPL atau Blibli Tiket Paylater di seluruh platform Blibli-Tiket," ucap Kusumo dalam paparan publik, Rabu (9/10/2024).
Sementara itu, secara tidak langsung BELI juga memiliki kerja sama strategis dalam sektor fintech. Dia mencontohkan banking as services melalui Blu atau BCA Digital dalam platform BELI.
Melalui layanan ini, pengguna BELI dapat membuka akun Bank Digital BCA, Blu melalui aplikasi Blibli dan juga melakukan semua hal-hal yang memiliki hubungan dengan perbankan.
"Kami punya kerja sama dengan Alto untuk memperbaiki kemudahan pembayaran," ucapnya.
Baca Juga
Hanya saja, kata Kusumo, saat ini pihaknya belum melihat fintech sebagai sumber utama pendapatan bisnis BELI. Pihaknya melihat fintech sebagai katalis yang penting dan menjadi pendorong pertumbuhan bisnis utama BELI ke depannya.
"Oleh sebab itu, ke depan kami akan terus akan ada pengembangan selanjutnya," ujarnya.
Adapun hingga semester I/2024, BELI mencatatkan pendapatan neto konsolidasi meningkat sebesar 1% year on year, dari Rp7,77 triliun pada semester I/2023 menjadi Rp7,85 triliun pada semester I/2024.
Peningkatan ini terutama didorong oleh kinerja yang kuat pada kategori produk elektronik konsumen didukung oleh peningkatan volume penjualan smartphone, kenaikan kontribusi dari usaha OTA, serta kontribusi yang lebih tinggi dari segmen Toko Fisik.
Akan tetapi, BELI tercatat masih mencetak rugi usaha sebesar Rp1,15 triliun di semester I/2024. Meski demikian, rugi usaha ini turun 34% dari semester I/2023 yang sebesar Rp1,7 triliun.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.