Bisnis.com, JAKARTA — Emiten teknologi Grup Djarum PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) atau Blibli melaporkan telah menghabiskan dana hasil penawaran umum saham perdana atau IPO senilai total Rp7,74 triliun.
Dilansir dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (15/7/2024), Direktur Blibli Ronald Winardi menjelaskan, BELI telah menyerap dana penawaran umum saham perdana atau initial public offering senilai Rp7,74 triliun hingga akhir Juni 2024 lalu.
Dari serapan tersebut, sebanyak Rp1,27 triliun telah direalisasikan untuk modal kerja BELI. Lalu, sebesar Rp963,4 miliar untuk modal kerja entitas anak PT Global Tiket Network atau Tiket.com.
BELI juga menggunakan sebanyak Rp5,5 triliun dana IPO untuk pelunasan utang bank. Secara terperinci, pelunasan sebesar Rp2,75 triliun ke Bank BCA, dan sebesar Rp2,75 triliun ke Bank BTPN.
Dengan realisasi tersebut, BELI telah menyerap dana IPO sebesar Rp7,7 triliun.
"Total realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum adalah Rp7,7 triliun," kata Ronald, Senin (15/7/2024).
Baca Juga
Dengan realisasi tersebut, maka BELI telah menyerap seluruh dana hasil penawaran umum mereka.
Sebagai informasi, BELI melakukan listing atau pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 8 November 2022. Saat itu, BELI menawarkan sahamnya pada harga Rp450 per saham, dan mendapatkan dana IPO sebesar Rp8 triliun.
Adapun pukul 14.30 WIB ini, saham BELI diperdagangkan pada harga Rp452 per saham. Saham BELI bergerak pada rentang harga Rp450-Rp456 sepanjang jam perdagangan.
Sebanyak 211,8 juta saham BELI diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp95,34 miliar. Secara year to date, saham BELI tercatat masih melemah 6,22% sejak awal tahun.
Adapun saham BELI tercatat dikendalikan oleh PT Global Investama Andalan, dengan kepemilikan sebanyak 100,9 miliar saham atau setara 81,9% kepemilikan.
Sementara itu, sebanyak 21,9 miliar saham BELI dimiliki oleh masyarakat, atau setara dengan 17,79% kepemilikan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.