Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja IHSG Jeblok, Peluang Tembus Level 8.000 Masih Ada?

Adanya pelemahan IHSG yang dalam, bagaimana peluang IHSG menyentuh level 8.000 tahun ini?Berdasar
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis(19/9/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis(19/9/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambrol pada perdagangan kemarin, Senin (30/9/2024). Seiring dengan pelemahan IHSG yang dalam, bagaimana peluang IHSG menyentuh level 8.000 tahun ini?

Berdasarkan data RTI Business, IHSG membukukan pelemahan sebesar 2,2% atau 168,98 poin ke level 7.527,92. Level IHSG saat ini pun menjadi yang terendah dalam sebulan perdagangan atau pada September 2024.

IHSG pun melemah 1,86% dalam sebulan perdagangan atau sepanjang September 2024. Meskipun, IHSG masih di zona hijau, atau menguat 3,51% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).

Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG hari ini. Salah satu sentimen misalnya datang dari gejolak geopolitik di Timur Tengah, di mana serangan Israel ke Lebanon terus berlanjut dan makin menambah ketidakpastian geopolitik.

Sentimen juga datang dari China, usai People Bank of China (PBoC) menerbitkan stimulus kebijakan moneter untuk menopang target pertumbuhan ekonomi pada 24 September 2024. Stimulus tersebut mencakup penurunan suku bunga 7DRR menjadi 1,5% dari sebelumnya 1,7%, penurunan giro wajib minimum perbankan sebesar 50 basis poin.

Kebijakan moneter itu ditempuh PBoC untuk meningkatkan likuiditas sebesar US$142 miliar. PBoC juga menyampaikan potensi penurunan lanjutan sebesar 25-50 basis poin dan tambahan US$$114 miliar stimulus likuiditas untuk pasar saham dan relaksasi kredit pemilikan rumah (KPR) senilai total US$$5,2 triliun dan mempermudah aturan pembelian rumah kedua dengan penurunan DP menjadi 15% dari 25%.

"Stimulus ini tentu menumbuhkan ekspektasi para pelaku pasar terhadap perekonomian China, tak terkecuali investor asing sehingga inflow investasi mulai bergerak ke pasar China," ujar Nico, Senin (30/9/2024).

Di sisi lain, China baru saja merilis laporan indeks PMI manufaktur yang tercatat masih di zona kontraksi atau di bawah 50 poin meskipun mengalami kenaikkan dari sebelumnya 49,1 poin menjadi 49,8 poin.

Sebelumnya, dia memproyeksikan IHSG masih akan bergerak positif, terdorong di antaranya stabilitas politik dalam negeri. Menurutnya, IHSG berpotensi menguat dengan tingkat probabilitas 55% pada akhir tahun di level 7.920 – 8.080.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan IHSG memang sedang mengalami koreksi. Menurutnya, pelemahan IHSG juga dipengaruhi oleh meredanya sentimen kebijakan pelonggaran agresif dari The Fed dan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Meski begitu, menurutnya IHSG masih berpotensi bergeliat pada akhir tahun ini. "September memang negatif, tapi secara tren biasanya di Oktober, November, dan Desember positif. Jadi momen koreksi IHSG pada September bisa dimanfaatkan sebagai potensi buy on weakness," ujarnya, Senin (30/9/2024).

Mirae Asset Sekuritas sendiri menargetkan IHSG pada akhir tahun ini di level 7.915. Menurutnya, IHSG berpeluang mencapai level baru 8.050, namun pada awal 2025.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper