Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Geothermal (PGEO) Gandeng Perusahaan Prancis Kembangkan Hidrogen Hijau di Ulubelu

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) menggandeng perusahaan asal Prancis Genvia untuk percepatan pengembangan hidrogen hijau.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Julfi Hadi memberikan keterangan saat wawancara dengan Bisnis Indonesia di sela-sela Indonesia-Africa Forum (IAF) II di Nusa Dua, Bali, Selasa (3/9/2024). /JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Julfi Hadi memberikan keterangan saat wawancara dengan Bisnis Indonesia di sela-sela Indonesia-Africa Forum (IAF) II di Nusa Dua, Bali, Selasa (3/9/2024). /JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama dengan PT Pertamina Power Indonesia dan perusahaan asal Prancis Genvia untuk percepatan pengembangan hidrogen hijau skala komersial di area Ulubelu. 

Kerja sama itu bakal berfokus pada riset elektrolisis berbasis Solid Oxide Electrolyzer (SOEL), yang mampu mengurangi penggunaan listrik dalam proses produksi hidrogen hingga 30%.

Penandatanganan MoU itu dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina NRE John Anis, Direktur Utama PGEO Julfi Hadi, dan Direktur Utama Genvia Florence Lambert di ajang Indonesia-France Business Forum yang dilaksanakan di Paris, Prancis, pekan lalu (26/9/2024). 

“Kemitraan ini adalah langkah nyata dalam memperkuat kolaborasi lintas negara untuk memajukan pengembangan dan pengadopsian energi hijau secara menyeluruh,” kata Julfi lewat siaran pers, Selasa (1/10/2024). 

Julfi mengatakan nilai strategis pengembangan hidrogen hijau tidak hanya menambahkan sumber potensi pendapatan baru, tetapi turut mengoptimalkan pemanfaatan potensi panas bumi di Indonesia. 

“Sebagai inisiatif pemanfaatan potensi panas bumi yang melimpah di Indonesia secara non-konvensional,” kata Julfi.

Genvia merupakan sebuah usaha patungan publik-swasta yang dibentuk oleh beberapa perusahaan dan organisasi terkemuka, yaitu CEA (Komisi Energi Alternatif dan Energi Atom Prancis), Schlumberger, Vinci Construction, Vicat, dan pemerintah daerah Occitanie di Prancis, untuk mempercepat pengembangan teknologi hidrogen bersih.

Sebelumnya, PGEO telah mengembangkan sejumlah pilot project hidrogen hijau dengan beberapa mitra strategis dari beberapa negara.  

PGEO bekerja sama dengan Keppel dan Chevron untuk penetrasi pasar Singapura. Proyek percobaan dilakukan di Blok Panas Bumi Ulubelu, Way Ratai, dan Gunung Tiga yang berada di Lampung.  

Sementara itu, penetrasi pasar Jepang dilakukan bersama dengan Tokyo Electric Power Company Holdings, Incorporated (TEPCO HD). Adapun, potensi panas bumi yang digunakan untuk produksi hidrogen hijau dilakukan di Blok Tompaso dan Lahendong yang berada di Sulawesi Utara.  

Sementara itu, untuk Blok Seulawah yang berada di Aceh saat ini tengah dijajaki kerja sama dengan mitra potensial yang ada di Eropa dan Timur Tengah.  

“Sumatra Utara kami lagi bicara dengan beberapa mitra potensial di Timur Tengah dan Eropa, kami lagi pilot project dan juga cek market supaya langkah-langkah itu bisa cepat dilakukan,” tuturnya.

Rencananya, pilot project itu bakal dilakukan selama kurang dari 3 tahun, sebelum masuk pada tahap komersial.  

Adapun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mempersiapkan revisi Peraturan Pemerintah (PP) No.14/2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk mendorong pembelian listrik dari pembangkit listrik tenaga hidrogen.  

Revisi PP itu rencananya bakal menambah sejumlah pasal yang terkait dengan pembelian listrik dari energi baru. Adapun, hidrogen saat ini telah masuk dalam Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EBET) sebagai jenis energi baru.   

“Hidrogen juga sudah masuk ke dalam RUU EBET sebagai bagian dari energi baru yang ketentuan lebih lanjutnya akan diatur dalam PP,” kata Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi kementerian ESDM Chrisnawan Anditya saat webinar DEtalk, Selasa (2/4/2024).  

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper