Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten terafiliasi Prajogo Pangestu, PT Petrosea Tbk. (PTRO) berpotensi mencatat rekor harga baru (all time high/ATH) sejalan dengan kencangnya kenaikan harga saham dalam sebulan terakhir.
Pada awal perdagangan Rabu (25/9/2024), saham PTRO lompat 9,65% atau 1.325 poin ke level Rp15.050 per saham. PTRO parkir di posisi Rp14.950 atau naik 8,39% pada akhir sesi I perdagangan hari ini.
Lonjakan harga saham PTRO terjadi di tengah merosotnya indeks harga saham gabungan (IHSG) yang memerah dengan penurunan 1,25% ke posisi 7.680,98. Sebulan terakhir, PTRO sudah melonjak 67,04% sehingga saham emiten kontraktor tambang itu sudah meningkat 184,76% sepanjang tahun berjalan 2024.
Rekor harga saham tertinggi PTRO terbentuk pada penutupan perdagangan 4 September 2024 yang menyentuh level Rp14.000. Namun, level itu berpotensi dipecahkan pada akhir perdagangan hari ini.
Melansir data RTI Business, PTRO telah menghimpun transaksi Rp229,99 miliar yang melibatkan 15,67 juta saham pada rata-rata harga transaksi Rp14.676 per saham.
Head of Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas melihat prospek saham PTRO dalam jangka pendek dapat turun karena rentan aksi profit taking mengingat harga sahamnya yang telah naik signifikan.
"Setelah itu masih tetap peluang uptrend jika tren belum menunjukkan penurunan yang jelas dalam jangka panjang," tutur Sukarno, kepada Bisnis baru-baru ini.
Saat ini, kapitalisasi pasar saham afiliasi Prajogo Pangestu itu telah menembus Rp15,08 triliun. Adapun, price earning ratio (PER) dari PTRO telah mencapai 347,49 kali.
Sukarno melihat, katalis positif dari PTRO datang dari perolehan kontrak dalam jangka panjang. Hal ini menurutnya bisa menjadi peluang bagi kinerja PTRO.
"Hanya saja tantangannya peningkatan beban usaha membuat margin laba tergerus meskipun secara top line mengalami pertumbuhan," ucap Sukarno.
Sebelumnya, PTRO meraih kontrak jumbo baru senilai Rp17,4 triliun dari PT Pasir Bara Prima yang merupakan anak usaha PT Singaraja Putra Tbk. (SINI).
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen PTRO menyampaikan telah mendapatkan kontrak dari Pasir Bara Prima dengan jenis perjanjian jasa pertambangan antara PBP dan PTRO. Jangka waktu dari kontrak ini adalah life of mine atau sepanjang hidup tambang.
"Nilai kontrak sekitar Rp17,4 triliun," kata Manajemen PTRO, Selasa (13/8/2024).
Manajemen juga menjelaskan PTRO dan PBP telah menandatangani perubahan dan pernyataan kembali term sheet perjanjian jasa penambangan pada 3 Juli 2024.
Sebagai informasi, PBP merupakan salah satu anak usaha PT Singaraja Putra Tbk. (SINI) yang bergerak di bidang pertambangan batu bara. PBP rencananya akan memproduksi batu bara dengan kualitas GAR 5.000 sebanyak 26 juta ton selama 9 tahun atau 2024-2032.
Produksi tersebut diperkirakan dapat menghasilkan pendapatan sebesar US$1,95 miliar atau setara Rp30 triliun, dengan asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.