Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BREN Terlempar dari FTSE dan Aksi Profit Taking Jadi Penyebab IHSG Anjlok

Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus mengatakan alasan paling kuat anjloknya IHSG adalah BREN yang keluar dari indeks FTSE Large Cap.
Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus mengatakan alasan paling kuat anjloknya IHSG adalah BREN milik Prajogo Pangestu yang keluar dari indeks FTSE Large Cap.
Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus mengatakan alasan paling kuat anjloknya IHSG adalah BREN milik Prajogo Pangestu yang keluar dari indeks FTSE Large Cap.

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada sesi I perdagangan hari ini, Jumat (20/9/2024). Faktor pendorong anjloknya IHSG adalah terlemparnya PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dari indeks FTSE Large Cap serta aksi profit taking pasca pelonggaran suku bunga.

Berdasarkan data RTI Business, IHSG terkoreksi sebesar 1,43% atau 113,20 poin ke posisi 7.792,18 pada sesi I perdagangan. Rentang pergerakan IHSG berada di antara 7.738 hingga 7.910.

Total perdagangan saham mencapai 16,55 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp7,16 triliun dan frekuensi sebanyak 697.754 kali. Tercatat 200 saham menguat, 336 saham melemah, dan 251 saham stagnan. Kapitalisasi pasar Bursa tercatat mencapai Rp13.148 triliun.

Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus mengatakan alasan paling kuat anjloknya IHSG adalah BREN yang keluar dari indeks FTSE Large Cap.

"Anjloknya IHSG karena faktor BREN saja. Ini juga karena bobotnya BREN yang besar dan kebetulan bukan hanya BREN saja yang jeblok, tapi diikuti hampir semua emiten di satu group yang sama [emiten Prajogo Pangestu] itu mengalami koreksi," ujar Nico kepada Bisnis pada Jumat (20/9/2024).

Sebagaimana diketahui, FTSE Russel dalam pengumumannya pada Kamis (19/9/2024) menyampaikan notifikasi penghapusan saham BREN dari indeks FTSE Russell.

FTSE Russel menjabarkan pihaknya telah melakukan kajian terhadap saham BREN dari sisi panduan 'Free Float Restrictions' atau restriksi batas minimal saham yang dimiliki oleh pemegang saham publik.

Kajian itu didasarkan pada 'FTSE Russell Recalculation Policy and Guidelines' untuk menghindari konsentrasi tinggi pemegang saham tertentu dalam saham yang masuk dalam konstituen indeks FTSE.

Hasilnya, BREN dinilai tidak sesuai dengan panduan 'Free Float Restrictions' yang disusun FTSE karena empat pemegang saham pengendali menguasai 97% dari total saham yang diterbitkan oleh Barito Renewables Energy.

Seiring dengan keluarnya BREN dari FTSE, harga saham BREN memang jeblok. Pada perdagangan sesi I hari ini, harga saham BREN turun 19,95% ke level Rp8.825.

Selain BREN, empat saham emiten-emiten yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu juga kompak memerah. Saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) turun 8,37% ke posisi Rp1.095, dan saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) anjlok 14,41% ke posisi Rp7.575.

Senasib, saham PT Petrosea Tbk. (PTRO) merosot 8,46% ke posisi Rp11.900 dan saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) tergerus 6,11% ke level Rp8.450 per saham.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan sejauh ini, indeks memang sedang bergerak pesat. Arus tersebut mestinya disiapkan dengan trailing stop untuk menghadapi gejolak pasar yang seringkali tidak terduga.

"Apalagi pekan ini secara indikator ekonomi banyak keputusan bank sentral dunia yang mengguncang kebijakan moneter terkait suku bunga, jadi sudah diantisipasi bahwa pekan ini volatilitas akan tinggi," ujar Liza kepada Bisnis pada Jumat (20/9/2024).

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan faktor pendorong anjloknya IHSG lainnya adalah secara psikologis terdapat aksi profit taking di pasar pada akhir pekan ini. "Ini karena The Fed turunkan suku bunga secara agresif," tuturnya.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper