Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Sektor Energi, BRI Danareksa Sekuritas Jagokan UNTR dan MEDC

Di tengah sentimen kebijakan energi dalam RAPBN 2025 dan dinamika harga komoditas global, BRI Danareksa Sekuritas menjagokan saham UNTR dan MEDC.
Seorang investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (21/8/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Seorang investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (21/8/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah sentimen kebijakan energi dalam RAPBN 2025 dan dinamika harga komoditas global, BRI Danareksa Sekuritas menjagokan saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) dan PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) di antara konstituen IDX Sector Energy.  

Berdasarkan Nota Keuangan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sumber daya alam pertambangan minerba diproyeksikan mencapai Rp87,48 triliun. Target itu menurun 14,3% jika dibandingkan dengan outlook 2024 yang mencapai Rp102,06 triliun 

Head of Equity Research BRI Danareksa Sekuritas Erindra Krisnawan mengatakan penurunan tersebut disebabkan oleh adanya ekspektasi pelemahan harga komoditas. Kondisi ini diperkirakan mempengaruhi kinerja pendapatan emiten di sektor batu bara.

“Kami melihat pendapatan pada sektor batu bara juga akan relatif stagnan ataupun menurun jika tidak disertai peningkatan volume produksi,” ujarnya kepada Bisnis dikutip Selasa (17/9/2024). 

Di sektor migas, lanjut Erindra, RAPBN 2025 menargetkan lifting minyak mencapai 605.000 barel per hari. Jumlah tersebut juga lebih rendah jika dikomparasikan dengan prospek 2024 yang sebanyak 635.000 barel per hari. 

Menurutnya, kesulitan dalam mencapai target lifting disebabkan oleh kurangnya eksplorasi baru. Namun, kondisi itu diharapkan membaik seiring langkah pemerintah yang merilis Peraturan Menteri ESDM No. 13/2024 tentang Kontrak Bagi Hasil Gross Split. 

“Kami mengestimasi harga minyak pada 2025 di level US$78 per barel, lebih rendah daripada asumsi RAPBN 2024 di US$82 per barel dikarenakan adanya pelemahan konsumsi minyak di China, serta produksi minyak yang cukup tinggi di Amerika Serikat, disertai adanya suplai tambahan dari OPEC+ yang dimulai pada Desember mendatang,” ucap Erindra. 

Di tengah sentimen itu, BRI Danareksa menjagokan saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) di sektor batu bara dan saham PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) di sektor migas.

Saham MEDC mendapat rekomendasi beli dengan target harga Rp1.700 per saham. Sementara itu, saham UNTR juga disarankan beli dengan target harga Rp29.200 per saham.

Seperti diketahui, BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) baru-baru ini menyelenggarakan acara investor gathering bertajuk BRIDS Roundtable dengan tema “Kupas Tuntas APBN 2025: Strategi Pembangunan Berkelanjutan Indonesia” yang menghadirkan Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia Suahasil Nazara sebagai pembicara.

Diketahui, Pemerintah telah merilis RAPBN 2025 dan saat ini sedang menunggu persetujuan dari DPR agar dapat disahkan menjadi Undang-Undang APBN. Selain itu, Pemerintah telah memberikan landasan untuk menciptakan transisi yang lancar dengan memungkinkan integrasi antara inisiatif penting Pemerintahan baru dan keberlanjutan program pemerintahan lama.

Direktur Utama BRIDS Laksono Widodo mengungkapkan menyampaikan anggaran yang diusulkan pemerintah pada 2025 berfokus kepada kelancaran transisi, yang memungkinkan integrasi langsung antara inisiatif dan agenda penting pemerintah baru sembari memastikan keberlanjutan proyek-proyek utama.

“Jelas bahwa pemerintah menyadari tantangan yang dihadapi kelas menengah dan berkomitmen untuk mengatasinya. Bagi pemerintahan yang akan datang, kuncinya adalah berhasil meluncurkan program-program unggulan baru sambil mengelola kebijakan pajak yang memengaruhi kelas menengah dengan cermat,” ujarnya.

Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia Suahasil Nazara dalam pemaparannya menekankan bahwa peran APBN sebagai shock absorber, seperti yang ditunjukkan selama pandemi COVID-19, di mana Pemerintah tidak dapat mengorbankan pertumbuhan domestik demi kesehatan anggaran. Selain itu, pengelolaan utang yang bijaksana juga akan menjadi prioritas bagi Pemerintahan yang baru.

Terkait dengan stabilitas dan volatilitas anggaran, lanjutnya, Pemerintah meyakini bahwa mempertahankan pertumbuhan PDB riil pada 5% akan memastikan stabilitas dan mengurangi volatilitas jangka pendek, yang mengarah pada konsolidasi fiskal lebih lanjut dan peningkatan kesehatan anggaran.

“Menjaga pertumbuhan nominal Produk Domestik Bruto [PDB] yang tinggi akan membantu menjaga level rasio utang Indonesia. Selain itu, Pemerintah juga fokus pada pengurangan risiko utang dengan mengurangi rasio utang dalam mata uang asing dan penggunaan natural hedging,” ungkap Suahasil.

---------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper