Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah berpotensi kembali menembus level di bawah Rp15.400 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Kamis (12/9/2024) setelah menghijau pada perdagangan sebelumnya.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan Rabu (11/09/2024) dengan menguat 0,34% atau 53 poin ke posisi Rp15.402 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau menurun 0,18% ke posisi 101,45.
Sama seperti rupiah, mata uang Asia lainnya pun mengalami penguatan. Yen Jepang misalnya menguat 0,7%, dolar Taiwan menguat 0,15%, dan won Korea menguat 0,31%.
Sejumlah mata uang Asia lainnya yang mencatatkan penguatan adalah peso Filipina menguat 0,77%, rupee India menguat 0,04%, dan yuan China menguat 0,11%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan rupiah pada perdagangan Kamis (12/9/2024) akan bergerak fluktuatif.
"Namun, rupiah berpotensi ditutup menguat di rentang Rp15.340-Rp15.450 per dolar AS," paparnya dalam keterangan tertulis, Kamis (12/9/2024).
Ibrahim memaparkan fluktuasi rupiah dipengaruhi sejumlah sentimen. Dari luar negeri, pergerakan rupiah berada dalam kondisi waspada sebelum pembacaan inflasi indeks harga konsumen AS yang secara luas diharapkan akan menjadi faktor dalam prospek suku bunga.
Data CPI muncul hanya seminggu sebelum pertemuan The Fed, di mana bank sentral AS diharapkan akan memangkas suku bunga setidaknya 25 basis poin.
Di asia, sentimen terhadap China terpukul oleh kemajuan dalam RUU AS yang berencana untuk membatasi bisnis dengan perusahaan-perusahaan bioteknologi China.
Dari dalam negeri, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang akan diberlakukan pada 1 Oktober 2024.
Hal ini membuat masyarakat kembali gusar apalagi bersamaan dengan kondisi ekonomi kelas menengah yang terus menurun, sehingga akan menjadi beban tersendiri bagi pemerintahan Presiden RI Joko Widodo.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa pada perdagangan sore ini (12/9/2024) mata uang rupiah ditutup melemah 37 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 50 poin di level Rp15.439 dari penutupan sebelumnya di level Rp15.402 per dolar AS.
"Untuk perdagangan besok [13/9/2024], dia memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi berpotensi ditutup menguat di rentang Rp15.340-Rp15.450 per dolar AS," tuturnya.
Menurutnya, CME Fedwatch telah menunjukkan taruhan bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga hanya sebesar 25 basis poin ketika bertemu pekan depan tumbuh secara substansial setelah data Rabu, sedangkan taruhan pada pemotongan 50 bps berkurang lebih dari setengahnya.
Namun sebelum pertemuan The Fed pekan depan, fokusnya adalah pada data inflasi indeks harga produsen yang akan dirilis pada Kamis malam, untuk isyarat lebih lanjut tentang inflasi.
Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.439 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (12/9/2024).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada perdagangan dengan turun 0,24% atau 37 poin ke posisi Rp15.439 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau menguat 0,15% ke posisi 101,807.
Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,25%, dolar Taiwan melemah 0,04%, baht Thailand melemah 0,09%, ringgit Malaysia melemah 0,17%, dan peso Filipina melemah 0,29%.
Selanjutnya, won Korea melemah 0,20%, yuan China melemah 0,07%, dolar Singapura melemah 0,12%. rupee India melemah 0,01%, dan dolar Hong Kong melemah 0,03%.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka pada perdagangan dengan turun 0,10% atau 16 poin ke posisi Rp15.418 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau menguat 0,12% ke posisi 101,779.
Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Dolar Taiwan menguat 0,04%. Sedangkan yen Jepang melemah 0,09%, baht Thailand melemah 0,26%, ringgit Malaysia melemah 0,02%, dan peso Filipina melemah 0,28%.
Selanjutnya, won Korea melemah 0,03%, yuan China melemah 0,01%, dolar Singapura melemah sebesar 0,02%. Sedangkan rupee India dan dolar Hong Kong stagnan.