Bisnis.com, JAKARTA – Langkah pemerintah meningkatkan realisasi investasi pada 2025 menjadi Rp1.905 triliun diproyeksikan menjadi angin segar bagi emiten kawasan industri AKRA, SSIA dkk.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani, dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Selasa (3/9/2024), menargetkan realisasi investasi sebesar Rp1.905 triliun pada 2025 atau tumbuh 15,45% secara tahunan.
Pada tahun ini, pemerintah menetapkan target investasi sebesar Rp1.650 triliun. Sampai dengan semester I/2024, realisasi investasi telah mencapai Rp829,9 triliun alias memenuhi 50,3% dari target yang ditetapkan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas Indonesia Changkun Shin menilai target investasi 2025 berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap berbagai sektor industri di Indonesia, terutama emiten-temin di kawasan industri.
“Dampaknya adalah peningkatan permintaan dan harga lahan industri, sementara untuk dampak jangka panjangnya merupakan pertumbuhan berkelanjutan,” ujar Changkun Shin saat dihubungi Bisnis pada Kamis (5/9/2024).
Sementara itu, menurut Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, target investasi pemerintah merupakan salah satu katalis bagi emiten kawasan industri. Selain itu, prospek sektor ini juga mendapatkan sentimen dari ekspektasi penurunan suku bunga.
Baca Juga
“Target investasi pemerintah sangat penting dalam pengembangan kawasan industri, sehingga ke depannya sektor ini diharapkan bisa bertumbuh,” kata Nafan baru-baru ini.
Seiring dengan hal itu, konsensus analis turut mencerminkan optimisme terhadap emiten kawasan industri. Berdasarkan data Bloomberg Terminal, Rabu (4/9/2024), mayoritas analis menyematkan rekomendasi beli untuk saham AKRA, SSIA, dan DMAS.
PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA), misalnya, mendapatkan rekomendasi beli dari 13 analis yang mengulas saham perseroan, sedangkan 3 analis lainnya menyarankan tahan. Target saham AKRA untuk 12 bulan ke depan dipatok pada level Rp1.876 per saham.
Di sisi lain, sebanyak 6 dari 7 analis menyematkan rekomendasi beli untuk PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) dengan target harga rata-rata Rp1.593 per saham. Target ini mencerminkan potensi imbal hasil sebesar 30% dari harga Rp1.225.
Adapun 3 dari 4 analis merekomendasikan beli saham PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) dengan target harga satu tahun ke depan di level Rp202 per saham.
Dalam perkembangan sebelumnya, Direktur Utama SSIA Johannes Suriadjaja menilai bisnis lahan industri cukup prospektif karena negara-negara di Asia Tenggara, khususnya Indonesia berpeluang menarik lebih banyak investasi di tengah melambatnya perekonomian China.
Di tengah peluang tersebut, Johannes mengatakan pemerintah perlu menciptakan iklim investasi yang kondusif guna mendorong laju industrialisasi di Indonesia. Dukungan dari pemerintahan baru menjadi penting untuk menangkap peluang ke depan.
“Kami harapkan pemerintah baru ini juga mendukung, sebab kami yakin pada 2025 maupun sampai dengan 3 hingga 5 tahun ke depan pertumbuhan akan sangat baik,” tuturnya.
SSIA pada tahun ini menetapkan target penjualan lahan industri Suryacipta City of Industry maupun Subang Smartpolitan mencapai 184 hektare dengan nilai sekitar Rp2,6 triliun. Target ini dikerek dari sebelumnya yang hanya berkisar 65 hektare.
Di sisi lain, manajemen Puradelta Lestari selaku pengelola kawasan terpadu Kota Deltamas, juga optimistis mampu meraih target prapenjualan senilai Rp1,81 triliun pada tahun ini.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan DMAS Tondy Suwanto meyakini dapat meraih target tersebut seiring dengan tingginya permintaan lahan industri, serta iklim investasi yang semakin kondusif setelah perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
___________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.