Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Bertenaga, Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp15.526

Rupiah melemah tipis 1 poin atau 0,01% menuju level Rp15.526 per dolar AS.
Ilustrasi modal asing dalam bentuk mata uang dolar AS. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Ilustrasi modal asing dalam bentuk mata uang dolar AS. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

 Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah dan mencapai level Rp15.526 pada perdagangan Selasa (3/9/2024). Pelemahan rupiah terjadi di tengah greenback yang melaju.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah tipis 1 poin atau 0,01% menuju level Rp15.526 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS meningkat 0,03% ke posisi 101,68.

Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas ditutup bervariasi. Yen Jepang, misalnya menguat 0,80% dan diikuti yuan China yang naik 0,04%. Di sisi lain, won Korea, ringgit Malaysia dan peso Filipina masing-masing melemah 0,11%, 0,17% serta 0,38%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan saat ini perhatian investor tertuju pada laporan pekerjaan AS, yang diharapkan rilis pada akhir minggu ini. 

Laporan itu, kata Ibrahim, akan memainkan peran penting dalam membentuk kebijakan moneter Federal Reserve, terutama setelah Ketua The Fed Jerome Powell mengisyaratkan perubahan fokus dari inflasi menuju pencegahan kehilangan pekerjaan.

“Kini terdapat peluang 33% untuk pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan ini, dengan pengurangan seperempat poin yang diharapkan sepenuhnya,” ujarnya dalam publikasi riset, Selasa (3/9/2024). 

Ibrahim menuturkan hal tersebut menunjukkan sedikit perubahan dari minggu sebelumnya ketika kemungkinan untuk pemotongan berada di angka 36%.

Di sisi lain, ketahanan ekonomi AS semakin ditegaskan oleh angka produk domestik bruto terbaru yang menunjukkan The Fed memiliki keleluasaan untuk memoderasi pelonggaran kebijakan. Namun, pelaku pasar masih bertaruh pada kemungkinan penurunan suku bunga. 

Dari dalam negeri, utang Indonesia kini relatif terjaga di tengah ketidakpastian global dan tingginya tensi geopolitik dunia. Hingga akhir Juli 2024, rasio utang kembali turun menjadi 38,6%, yang berarti masih jauh di bawah batas aman yaitu 60%. 

Ibrahim menuturkan lonjakan utang di berbagai negara disebabkan oleh ruang fiskal dan moneter yang menyempit akibat kondisi global yang belum pulih sepenuhnya pascapandemi, serta adanya perang dan tensi geopolitik yang meningkat.

Terkait dengan perdagangan besok, Rabu (4/9/2024), Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi berpotensi ditutup menguat di rentang Rp15.450 – Rp15.550 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper