Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp15.564 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (3/9/2024) ke level Rp15.564 per dolar AS.
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (3/9/2024) ke level Rp15.564 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 0,25% atau 39 poin ke level Rp15.564. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau naik 0,01% ke level 101,66.

Bersamaan dengan rupiah, beberapa mata uang kawasan Asia pun dibuka melemah. Dolar Singapura misalnya melemah 0,06%, dolar Taiwan melemah 0,18%, dan won Korea melemah 0,13%.

Adapun, sejumlah mata uang di Asia mengalami penguatan seperti Yen Jepang yang menguat 0,18%, serta dolar Hong Kong menguat 0,01%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan perdagangan hari ini, Selasa (3/9/2024) mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.510-Rp15.590.

Terdapat sejumlah sentimen yang akan memengaruhi fluktuasi rupiah. Dari luar negeri, pedagang mengurangi taruhan untuk pelonggaran kebijakan agresif oleh The Fed. Sekarang, fokus beralih ke laporan pekerjaan AS yang penting pada akhir pekan ini. 

"Kenaikan imbal hasil Treasury jangka panjang ke level tertinggi sejak pertengahan Agustus setelah ukuran inflasi AS yang diawasi ketat tetap stabil, mengurangi keharusan bagi Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada 18 September," kata Ibrahim dalam keterangan tertulisnya pada Senin (2/9/2024).

Para pedagang saat ini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga Fed sebesar 50 basis poin bulan ini sebesar 33%, dibandingkan dengan kemungkinan pemangkasan seperempat poin sebesar 67%. Pekan sebelumnya, ekspektasi untuk pemangkasan yang lebih besar adalah 36%. 

Selain itu, aktivitas manufaktur China merosot ke level terendah dalam enam bulan pada Agustus karena harga di tingkat pabrik anjlok dan pemilik berjuang untuk mendapatkan pesanan.

Dari dalam negeri, Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Indonesia terkontraksi lebih dalam ke level 48,9 pada Agustus 2024. Indeks ini menunjukkan penurunan tajam pada kondisi pengoperasian selama tiga tahun. Berdasarkan laporan terbaru S&P Global, Senin (2/9/2024), indeks yang menggambarkan aktivitas manufaktur nasional itu turun dari bulan sebelumnya yang berada di level 49,3.   

Penurunan pada perekonomian sektor manufaktur Indonesia pada Agustus 2024 ditandai oleh penurunan tajam pada permintaan baru dan output selama tiga tahun. Produksi manufaktur dan permintaan baru pada Agustus 2024 mengalami penurunan paling tajam sejak Agustus 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper