Bisnis.com, JAKARTA —- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 7.694,53 atau menembus rekor all time high (ATH) baru pada perdagangan akhir pekan hari ini, Senin (2/9/2024). Sejumlah saham seperti BMRI, ASII, hingga WIKA melesat pada penutupan perdagangan sore ini.
Berdasarkan data RTI pukul 16.00 WIB, IHSG menguat 0,31% atau 23,79 poin ke level 7.694,53. Level itu memecahkan rekor ATH sebelumnya yang disentuh IHSG pada Jumat (30/8/2024) di level 7.670,73.
Pada perdagangan hari ini sebanyak 351 saham menguat, 243 saham melemah, dan 200 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 7.669,92-7.726,18. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp13.163,25 triliun.
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi salah satu saham dengan nilai transaksi tertinggi, yakni sebesar Rp593 miliar hari ini. Saham BMRI juga melesat 1,05% ke level Rp7.200 pada perdagangan hari ini.
Selain BMRI, saham ASII juga tercatat meningkat hingga 1,96% ke level Rp5.200 per saham hari ini. Saham ASII ditransaksikan dengan nilai sebesar Rp428,9 miliar sepanjang hari ini.
Selain itu, saham WIKA juga melesat hari ini sebesar 17,44%. Saham WIKA ditutup naik 68 poin pada harga Rp458 per saham.
Baca Juga
Saham-saham lain yang juga menguat hari ini di antaranya saham TLKM naik 2,61%, saham ADRO melesat 1,4%, saham milik Prajogo Pangestu PTRO yang naik 5,16%, dan saham PTPP naik 6,17% pada penutupan perdagangan sore ini.
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan IHSG menguat seiring aksi investor asing yang kembali masuk di pasar keuangan Indonesia.
Pada periode 26 hingga 29 Agustus 2024, Bank Indonesia (BI) mencatatkan Aliran Modal Asing Masuk Rp6,21 triliun. Dana asing masuk dari pasar surat berharga negara (SBN), pasar saham, serta Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
BI juga menyampaikan seiring dengan masuknya dana asing dari pasar keuangan domestik, premi risiko investasi Indonesia mengalami penurunan.
Sementara itu, sentimen juga datang dari Badan Pusat Statistisk (BPS) yang menyampakan bahwa inflasi Indonesia mengalami deflasi 0,03% month to month pada Agustus 2024. Sedangkan secara tahunan laju inflasi Indonesia hampir tidak berubah pada 2,12% pada Agustus 2024, dibandingkan dengan 2,13% pada Juli, sesuai dengan ekspektasi.
Hal ini memberikan indikasi bagaimana inflasi tetap terjaga dalam kisaran sasaran target 2,5% kurang lebih 1%.
Sementara itu, dalam laporan S&P Global, PMI Manufaktur Indonesia tercatat sebesar 48,9 pada Agustus 2024, atau turun dari bulan Juli 2024 yang sebesar 49,3. Hal tersebut membuat sektor manufaktur berada di zona kontraksi.
Kontraksi ini disebabkan tingkat output dan permintaan baru turun dan juga perusahaan manufaktur juga banyak mengurangi jumlah karyawan.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.