Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Gudang Garam (GGRM) Tertekan Cukai & Daya Beli Masyarakat

Naiknya cukai dan turunnya daya beli masyarakat telah memangkas volume penjualan yang berakibat pada terkoreksinya pendapatan & laba bersih Gudang Garam (GGRM).
Naiknya cukai dan turunnya daya beli masyarakat telah memangkas volume penjualan yang berakibat pada terkoreksinya pendapatan & laba bersih Gudang Garam (GGRM). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Naiknya cukai dan turunnya daya beli masyarakat telah memangkas volume penjualan yang berakibat pada terkoreksinya pendapatan & laba bersih Gudang Garam (GGRM). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja emiten rokok milik konglomerat keluarga Wonowidjojo PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) makin terhimpit pelemahan daya beli masyarakat serta beban cukai yang justru makin naik setiap tahunnya.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Gudang Garam Heru Budiman mengatakan daya beli masyarakat yang cenderung stagnan belakangan telah memangkas volume penjualan yang berakibat pada terkoreksinya pos pendapatan serta laba bersih perseroan.

“Pengamatan kami buying power khususnya di level menengah ke bawah masih stagnan atau tidak menunjukkan perbaikan,” kata Heru saat public expose daring, Kamis (29/8/2024).

Sementara itu, beban pendapatan (cost of revenue) dari komponen cukai hasil tembakau (CHT) cenderung mengalami peningkatan yang berdampak pada harga di tengah masyarakat.

Misalkan, Heru menerangkan, GGRM mencatat beban pendapatan dari sisi cukai pada semester I/2024 mencapai Rp38,2 triliun, nominal itu mengambil porsi 76,3% dari laporan laba rugi perusahaan.

Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, eksposure cukai berada di level Rp37 triliun atau 66,3% dari pelaporan laba rugi.

Konsekuensinya, eksposure yang lebih besar pada cukai itu berimbas pada tertekannya pendapatan dan laba bersih perseroan pada paruh pertama 2024.

“Dengan adanya kenaikan harga yang punya efek negatif turunnya volume dikarenakan daya beli yang tetap stagnan,” kata dia.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Rabu (31/7/2024), Gudang Garam membukukan pendapatan Rp50,01 triliun per akhir Juni 2024. Realisasi itu turun 10,44% year-on-year (yoy) dari Rp55,85 triliun periode yang sama tahun lalu.

Di tengah penurunan pendapatan, biaya pokok pendapatan GGRM hanya turun tipis 6,19% secara tahunan pada semester I/2024. Jumlah yang dikeluarkan menyusut dari Rp47,91 triliun pada semester I/2023 menjadi Rp44,95 triliun.

GGRM membukukan laba selisih kurs Rp39,37 miliar pada semester I/2024. Jumlah itu naik 869,70% yoy dari Rp4,06 milia per akhir Juni 2023.

Kendati demikian, Gudang Garam membukukan laba usaha Rp1,61 triliun pada semester I/2024. Pencapaian itu turun 64,38% secara tahunan dari Rp4,53 triliun periode yang sama tahun lalu.

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, Gudang Garam membukukan laba bersih Rp925,51 miliar pada semester I/2024. Realisasi itu mencerminkan penurunan 71,85% dari Rp3,28 triliun periode Januari 2023 hingga Juni 2023.

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper