Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten BUMN Karya diyakini semakin menarik usai presiden terpilih Prabowo Subianto berkomitmen melanjutkan pembangunan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati mengatakan bahwa setelah sempat mati suri, saham-saham BUMN Karya tampak kembali atraktif setelah adanya komitmen keberlanjutan proyek IKN.
Kepastian dari kelanjutan proyek IKN dinilai menjadi berkah tersendiri bagi BUMN Karya yang diketahui telah menggenggam sederet proyek pembangunan di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
"Penerima berkah pertama kali adalah perusahaan konstruksi karena IKN ini adalah proyeknya pemerintah, maka yang mendapatkan proyek itu adalah perusahan BUMN Karya," ujarnya dalam webinar, Kamis (22/8/2024).
Hal itu pun menyengat performa saham perusahaan pelat merah konstruksi. Saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), misalnya, menguat 137,59% dalam kurun tiga bulan ke level Rp316.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) tidak mau ketinggalan. Selama tiga bulan terakhir, saham ADHI naik 25,44% ke Rp286, sementara PTPP terapresiasi 12,77% menjadi Rp424.
Baca Juga
Ike menuturkan bahwa sektor konstruksi sempat mengalami penurunan harga saham akibat kepanikan investor yang dipicu oleh peralihan pemerintahan, ketidakpastian kelanjutan proyek IKN, hingga kasus gagal bayar utang.
"Tentunya sebagai investor, panik itu merupakan hal yang wajar. Namun, kita lihat sekarang, setelah ada kepastian IKN terus dilanjutkan menjadi harapan jantung saham konstruksi mulai berdetak lagi," ucapnya.
Kendati kinerja saham cukup atraktif, Ike mengatakan bahwa emiten BUMN Karya masih memiliki tantangan besar khususnya terkait persoalan utang yang menjadi perhatian utama pelaku pasar.
Akan tetapi, dia optimistis dengan banyaknya proyek yang sedang dan akan dikerjakan, masih ada harapan bagi BUMN Karya untuk memperbaiki kinerja keuangan sekaligus mengakhiri persoalan utang perusahaan.
"Perusahaan konstruksi pekerjaan rumahnya hanya satu, yakni utang. Dengan adanya banyaknya proyek tersebut, kita semua berharap bahwa utang dapat terselesaikan," kata Ike.
Dari meja konsensus, Ike menuturkan 4 dari 6 analis yang mengulas ADHI menyematkan rekomendasi beli dengan target harga Rp530 dalam 12 bulan ke depan. Adapun, target saham PTPP berada di kisaran Rp700 per lembar.
***
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.