Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) disebut telah memberikan lampu hijau terkait penggabungan sejumlah BUMN Karya.
Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari menuturkan merger BUMN Karya, khususnya antara PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) sudah dalam proses.
“Peleburannya lagi dilihat, terutama untuk HK [Hutama Karya] dan Waskita itu lagi proses,” ujarnya saat ditemui di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta, Kamis (22/8/2024).
Dia juga menyatakan bahwa rencana penggabungan sudah mendapatkan restu dari Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, sehingga pelaksanaan dari proses tersebut akan disesuaikan antarkementerian.
“Bersama dengan Pak Bas [Basuki] dan Menteri [BUMN Erick Thohir] kan sudah disepakati ini. Jadi, kami harus atur lagi kira-kira waktunya karena harus dilihat pembukuan yang sehat HK dan Waskita,” ucapnya.
Dalam catatan Bisnis, Menteri BUMN Erick Thohir sempat menyampaikan bahwa pihaknya sudah bersurat kepada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono perihal rencana penggabungan BUMN Karya.
Baca Juga
“Saya sudah kirim surat ke Pak Basuki dan sudah direview oleh Menteri Keuangan [Sri Mulyani]. Kami menunggu saja prosesnya dari Kementerian PUPR,” ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Di sisi lain, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga mengatakan eksekusi penggabungan BUMN Karya, khususnya antara HK dan Waskita masih akan menunggu peralihan pemerintahan baru.
“Merger BUMN Karya juga menunggu pemerintahan baru, tapi tetap dikejar mudah-mudahan tahun ini,” ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (20/8/2024).
Arya memperkirakan merger antara HK dan Waskita Karya bisa terlaksana pada Oktober 2024. Artinya, lini masa tersebut mundur dari rencana awal Kementerian BUMN.
Berdasarkan data Kementerian BUMN, proses penggabungan dan Waskita ditargetkan rampung antara Juli – Agustus 2024. Sementara itu, proses integrasi BUMN Karya lainnya belum memiliki tenggat penyelesaian.
Kementerian BUMN di bawah komando Erick Thohir memang berencana melebur perusahaan pelat merah konstruksi dari 7 perusahaan menjadi 3 klaster.
Selain Waskita dan Hutama Karya, BUMN Karya yang bakal dilebur adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero).
Skemanya, Adhi Karya akan menjadi induk holding bagi Brantas dan Nindya. Selanjutnya Kementerian BUMN bakal ‘mengawinkan’ PTPP dengan Wijaya Karya.
------------------------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.