Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham emiten lapis kedua atau yang tergabung dalam indeks small medium cap (SMC) Liquid diproyeksi mencatatkan kinerja perbaikan pada paruh kedua tahun ini, terdorong sentimen ekspektasi penurunan suku bunga hingga aksi korporasi.
IDX SMC Liquid yang beranggotakan 51 emiten masih berada pada zona negatif 4,05% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) hingga penutupan perdagangan, Selasa (20/8/2024).
CEO STAR Asset Management, Hanif Mantiq mengatakan Star Asset Management melihat saham-saham di IDX SMC likuid masih memiliki valuasi yang cukup menarik. Terdapat sejumlah sentimen yang akan memengaruhi penguatan saham-saham yang tergabung di indeks tersebut.
"Kami melihat nama seperti CTRA [PT Ciputra Development Tbk.] yang bisa mendapatkan benefit dari penurunan suku bunga," ujar Hanif kepada Bisnis.com, Selasa (20/8/2024).
Sebagaimana diketahui, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed masih menahan suku bunga acuan di kisaran 5,25%-5,5%, dan mengisyaratkan akan memangkas suku bunga pada September 2024. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) juga menahan suku bunga acuan di level 6,25%.
Menurutnya, penurunan suku bunga acuan pada paruh kedua 2024 akan mampu mendongkrak kinerja saham, termasuk di sektor properti.
Baca Juga
CTRA sendiri telah mencatatkan kinerja moncer harga saham pada perdagangan kemarin, Selasa (20/8/2024) naik 2,71% ke level Rp1.325. Harga saham CTRA juga naik 13,68% ytd.
Selain itu, emiten di IDX SMC likuid lainnya yang dinilai prospektif adalah PT XL Axiata Tbk (EXCL). Menurutnya, saham EXCL akan terdongkrak oleh aksi korporasi.
"Ada potensi merger dan akuisisi serta industri telekomunikasi saat ini yang kondusif, terjadinya peningkatan harga ARPU [rata-rata pendapatan per pengguna]," tutur Hanif.
EXCL juga mencatatkan peningkatan harga saham 3,75% ditutup ke level Rp2.320 pada perdagangan kemarin. Namun, harga saham EXCL terpantau naik 15,5% ytd.