Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada Senin (12/8/2024), seiring dengan perayaan HUT ke-47 pasar modal Indonesia. Penguatan indeks turut diwarnai kenaikan saham DSSA, BREN, BBCA, hingga BMRI.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG membukukan penguatan sebesar 40,62 poin atau 0,56% menuju posisi 7.297,62 setelah dibuka pada level 7.256,99.
Tercatat, sebanyak 337 saham menguat, 206 saham menurun, dan 249 saham bergerak di tempat. Adapun kapitalisasi pasar atau market cap berada pada level Rp12.396,81 triliun.
Dari saham dengan market cap jumbo, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) tancap gas lewat kenaikan 18,30% menuju Rp37.500. Peningkatan ini diikuti saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang menguat tipis 0,90% ke Rp8.425.
Selanjutnya, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) meningkat 0,49% ke Rp10.200. Berikutnya adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang membukukan penguatan harga saham sebesar 0,73% menjadi Rp6.900 per lembar.
Sementara itu, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) turun 5,63% menuju level Rp10.475 per lembar. Penurunan itu disusul oleh saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) yang melemah 1,43% menjadi Rp17.200.
Baca Juga
Saham top gainers pada perdagangan hari ini dihuni oleh PT Green Power Group Tbk. (LABA) yang melesat 24,77% ke level Rp272. Posisi ini disusul saham PT Duta Anggada Realty Tbk. (DART) yang naik 24,55% menuju Rp274 per lembar.
Di sisi lain, penghuni saham paling boncos atau top losers adalah PT Humpuss Maritim Internasional Tbk. (HUMI) yang merosot 20% ke level Rp64. Berikutnya adalah saham PT Manggung Polahraya Tbk. (MANG) lewat penurunan 9,92% ke Rp109.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menuturkan bahwa IHSG sempat melemah 0,27% ke level 7.237,41 pada sesi pertama perdagangan hari ini. Meski demikian, indeks komposit memiliki peluang penguatan hingga akhir sesi.
“Secara teknikal, IHSG saat ini belum mampu bertahan diatas MA20 di kisaran level 7.250 meskipun terdapat penyempitan positive slope pada indikator Stochastic RSI, yang mengindikasikan potensi penguatan,” ujarnya dalam riset.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
