Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Kripto Usai Harga Anjlok, Ada Risiko Bear Market?

Harga Kripto Bitcoin dan Etherum sempat anjlok ke posisi terendah selama beberapa bulan terakhir dan dikaitkan dengan risiko bear market.
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Harga Kripto Bitcoin dan Etherum sempat anjlok ke posisi terendah selama beberapa bulan terakhir. Meski begitu prospeknya tetap diramal positif.

Harga Kripto Bitcoin dan Ethereum sebelumnya sempat anjlok, akibat panic selling secara global, karena menganggap Amerika Serikat (AS) masuk ke jurang resesi, pada Senin (5/8/2024).

Meski begitu, Chief Executive Officer (CEO) Triv Gabriel Rey mengatakan bahwa prospek Kripto Bitcoin dan Ethereum ke depannya, masih sangat positif.

"Untuk prospeknya saya rasa masih bagus, termasuk dalam member, untuk jumlah pendaftar hariannya kemudian juga volume transaksi juga masih stabil," katanya, saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (6/8/2024).

Dia mengatakan bahwa kondisi ini sangat berbeda dengan bear market yang terjadi pada 2022, yang saat itu benar-benar terasa penurunannya.

Bear market merupakan kondisi pasar yang sedang mengalami penurunan secara signifikan. Harga Kripto cenderung menurun secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.

"Prospeknya tentu masih bagus, Bitcoin ETF juga masih membukukan inflow yang positif, Ethereum ETF juga membukakan inflow yang juga positif, artinya sentimen overall investor terhadap Kripto sebenarnya masih positif," ujarnya.

Dia mengatakan bahwa harga Kripto yang kemarin sempat anjlok, hanya koreksi normal yang terjadi selama full market.

Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa ekspektasinya di akhir tahun ini, Kuartal IV/2024, pasar Kripto sudah mulai membaik lagi dengan target sekitar US$60.000- 80.000.

Kemudian dia menjelaskan, sempat anjloknya harga Kripto disebabkan, pertama karena memang ada pengaruhnya dari makro.

"Apa yang dilakukan bank sentral Jepang membuat market panik sehingga tidak hanya Kripto yang terdampak, tapi juga saham US, saham lokal, bahkan properti emas semuanya merah karena orang takut akan terjadinya resesi dengan kondisi tersebut," ucapnya.

Kemudian kedua, dia menjelaskan juga ada eskalasi ketegangan antara Iran dan Israel di Timur Tengah, sehingga akhirnya orang takut terjadi perang skala cukup besar, dan ini yang menyebabkan harga Kripto menurun.

"Jadi sebenarnya bukan cuma Kripto sih, almost instrumen investasi juga mengalami ini," tambahnya.

Seperti diketahui, mata uang Kripto mengalami penurunan tajam akibat upaya penghindaran risiko di pasar global pada Senin (5/8/2024).

Bitcoin turun lebih dari 16% dan Ether mengalami penurunan terbesar sejak 2021. Bitcoin diperdagangkan anjlok 15,42% ke level US$51.441 pada pukul 18:00 WIB, mengutip Coinmarketcap, Senin (5/8/2024).

Penurunan ini menambah pelemahan lebih dari 26% selama sepekan terakhir dan menjadi penurunan terburuk sejak periode runtuhnya bursa FTX.

Sementara itu, Ethereum kehilangan lebih dari seperlima nilainya sebelum pulih sedikit menjadi US$2.265. Sebagian besar koin utama mengalami kerugian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper