Bisnis.com, JAKARTA - Sederet emiten yang masuk ke dalam Grup Panin, termasuk dua jagoan Lo Kheng Hong, yakni PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) dan PT Panin Financial Tbk. (PNLF) bukukan kinerja laba jeblok pada semester I/2024.
Berdasarkan laporan keuangannya, CFIN membukukan laba bersih Rp128,2 miliar pada kuartal II/2024, turun 80,22% secara tahunan (year on year/yoy). Hal ini seiring pendapatan CFIN yang turun 33,89% yoy.
PNLF juga mencatatkan penurunan laba 30,59% yoy menjadi Rp1,64 triliun pada kuartal II/2024. Sementara pendapatan PNLF turun 13,74% yoy menjadi Rp6,62 triliun.
Saham CFIN dan PNLF sendiri masuk ke dalam portofolio investor kawakan Lo Kheng Hong.
Selain itu, emiten Grup Panin lainnya yakni PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN) atau Bank Panin mencatatkan kinerja laba yang ambrol 34,97% yoy menjadi Rp1,36 triliun pada kuartal II/2024. Pendapatan bunga bersih bank pun turun 6,55% yoy menjadi Rp4,44 triliun.
Kemudian, PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk. (PNBS) membukukan laba bersih Rp83,93 miliar pada kuartal II/2024, juga ambrol 39,32%. Pendapatan setelah distribusi bagi hasil yang diraih PNBS turun 7,8% yoy menjadi Rp240,17 miliar.
Baca Juga
PT Panin Sekuritas Tbk. (PANS) juga mencatatkan kinerja laba yang turun 43,86% yoy menjadi Rp51,64 miliar pada kuartal II/2024. Pendapatan PANS juga turun 18,53% yoy menjadi Rp169,04 miliar.
Kinerja Saham
Seiring dengan jebloknya kinerja keuangan, deretan emiten Grup Panin mencatatkan penurunan harga saham. CFIN misalnya mencatatkan penurunan harga saham 0,51% pada perdagangan hari ini, Selasa (6/8/2024) ke level Rp388.
Harga saham CFIN juga turun 20,82% sepanjang tahun berjalan atau secara year to date (ytd).
Lalu, harga saham PANS turun 2,17% ytd dan terparikir di level Rp1.580 pada penutupan perdagangan hari ini.
Harga saham PNBN turun 4,15% ytd dan terparkir di level Rp1.155 pada perdagangan hari ini. PNBS juga mencatatkan penurunan harga saham 7,41% ytd.
Hanya PNLF yang mencatatkan kenaikan harga saham 15,15% ytd dan terparkir di level Rp304 pada perdagangan hari ini.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina mengatakan kinerja keuangan jeblok yang didapatkan emiten Grup Panin dipengaruhi oleh tantangan yang menimpa sektor keuangan saat ini.
Menurutnya, saat ini sektor keuangan dihadapkan pada tingginya suku bunga acuan yang berdampak pada pembengkakan biaya dana atau cost of fund, terutama di perbankan. Margin pun akhirnya terpangkas.
"Akibatnya pertumbuhan laba menjadi terbatas," kata Martha kepada Bisnis.com pada Selasa (6/8/2024).
Meski begitu, ke depan, terdapat sentimen positif dari rencana penurunan suku bunga acuan. Hal ini dinilai akan mendongkrak gairah bisnis di sektor keuangan, termasuk bagi emiten Grup Panin.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.