Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang rebound dan melonjak tajam pada awal perdagangan Selasa (6/8/2024) setelah ditutup anjlok lebih dari 10% pada perdagangan sebelumnya.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Nikkei 225 terpantau menguat 9,4% ke level 34.416,32 pada pukul 10.10 WIB. Sementara itu, indeks Topix menguat 9,3% ke 2.434,21.
Indeks Nikkei 225 dan Topix sempat rebound lebih dari 10% pada awal perdagangan, didorong oleh emiten eksportir seperti perusahaan teknologi dan produsen mobil yang melonjak setelah yen melemah sekitar 1% terhadap dolar AS.
Saham-saham bank melonjak 10%, setelah anjlok 17% pada hari Senin, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun melonjak 15 basis poin.
Penguatan bursa Jepang juga memimpin pasar saham Asia. Indeks Hang Seng mengekor dengan penguatan 0,3%, sedangkan Shanghai Composite Index menguat 0,35%.
Sedangkan di Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1% ke level 7.130,86 pada pukul 10.09 WIB.
Baca Juga
Lonjakan hari ini berbanding terbalik dengan kondisi pada Senin (5/8) saat indeks Nikkei dan Topix anjlok lebih dari 12%, bahkan memicu trading halt atau penghentian perdagangan sementara. Pelemahan ini dipicu oleh aksi sell-off akibat penghindaran risiko dan penguatan yen, pengetatan kebijakan Bank of Japan, dan kekhawatiran akan risiko resesi AS.
Kepala Analis Nomura Asset Management Co Hideyuki Ishiguro mengatakan aksi jual di pasar saham Jepang diperkirakan telah berakhir.
"Namun tetap saja, pergerakan harga hari ini mungkin akan seperti naik roller coaster karena meningkatnya kecemasan di pasar global,” ungkapnya seperti dikutip Bloomberg.
Indikator-indikator saham mengisyaratkan bahwa pasar telah siap untuk rebound. Rasio Toraku, yang melacak proporsi saham yang naik dan turun selama 25 hari terakhir, turun ke level terendah sejak Oktober 2023 dan mendekati level 70 yang dianggap pelaku pasar sebagai sinyal perubahan tren.
"Kami tidak melihat reli risk-on seperti itu, tetapi pemulihan yang sehat setelah aksi jual yang tidak sehat, yang dipicu oleh investor yang bergegas keluar," kata analis pasar senior City Index Inc Matt Simpson.
Bahkan dengan rebound hari ini, saham-saham Jepang diperkirakan akan tetap berada di level bearish dalam jangka pendek setelah pelemahan beruntun selama tiga hari berturut-turut membuat indeks turun lebih dari 20% dari level tertingginya pada Juli.
Analis pasar global Invesco Asset Management Japan Tomo Kinoshita mengatakan karena besarnya penurunan saham kemarin ternyata jauh lebih besar daripada Eropa dan AS, para pelaku pasar sekarang menyadari bahwa koreksi tersebut berlebihan.
"Namun, ini tidak berarti bahwa koreksi pasar telah berakhir. Indikator-indikator ekonomi yang lemah di AS masih dapat membawa aksi jual lebih lanjut di AS dan seluruh dunia, termasuk Asia,” jelasnya.