Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi IHSG Hari Ini, Lanjut Longsor atau Rebound?

Analis melihat IHSG dapat mengalami technical rebound hari ini setelah longsor pada perdagangan kemarin.
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (25/7/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (25/7/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah hingga 3,4% pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (6/8/2024). Analis memperkirakan IHSG dapat mengalami rebound hari ini.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menjelaskan pelemahan IHSG kemarin, Senin (5/8/2024) sebagai dampak panic selling menyusul sell-off yang terjadi pada bursa-bursa global dan regional.

"Sell-off dipicu sentimen negatif yang muncul bersamaan, di antaranya kenaikan tingkat pengangguran AS, pengetatan kebijakan moneter BoJ, dan risiko full-scale war di Timur Tengah," kata Valdy dalam risetnya, Selasa (6/8/2024).

Kondisi-kondisi di atas menyebabkan kepanikan di pasar modal Indonesia yang terindikasi dari pelemahan IHSG yang sempat mencapai 4,2% di Sesi II (5/8/2024). Padahal, data ekonomi domestik terbaru relatif solid. Realisasi pertumbuhan ekonomi berada di 5,05% yoy di kuartal II/2024, lebih tinggi dari ekspektasi di 5% yoy.

Selain itu, eskalasi konflik sejauh ini justru memicu kenaikan harga batu bara yang relatif menguntungkan bagi Indonesia. Selama harga minyak masih berfluktuasi di kisaran US$80/barel, belum ada dampak negatif langsung ke Indonesia.

"Oleh sebab itu, kami masih melihat peluang technical rebound IHSG ke kisaran 7.100-7.120 hari ini. Saham-saham yang dapat diperhatikan fokus pada saham defensif, di antaranya MYOR, AMRT, MAPI, INDF, dan KLBF," ucapnya.

Valdy juga menjelaskan dari global, sentimen datang dari indeks Nasdaq yang melemah 3,43%, memimpin pelemahan signifikan indeks-indeks Wall Street di Senin (5/8/2024). Pelemahan tersebut dipicu oleh kekhawatiran terhadap potensi resesi di AS menyusul kenaikan tingkat pengangguran ke 4,3% di Juli 2024.

Meski demikian, mayoritas ekonom masih sepakat dengan pandangan soft landing ekonomi AS, mengingat the Fed dikabarkan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 bps berdasarkan emergency meeting (5/8/2024).

Pelemahan signifikan juga dialami oleh mayoritas indeks di Eropa kemarin, Senin (5/8/2024), meski tidak sedalam pelemahan Wall Street. Kepanikan dari kekhawatiran resesi AS dan kenaikan suku bunga acuan Bank of Japan memicu aksi sell-off di Eropa.

Dari regional, keputusan BoJ untuk menaikkan suku bunga acuan ke 0,25% memicu aksi sell-off pada saham-saham di Jepang pada Jumat (2/8/2024) dan Senin (5/8/2024). Kenaikan suku bunga acuan memicu penguatan signifikan nilai tukar Yen. 

Kondisi ini merugikan mayoritas emiten di Jepang yang berorientasi ekspor atau trading dan investor yang memanfaatkan stabilitas kebijakan moneter BoJ selama ini sebagai bagian dari strategi investasinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper