Bisnis.com, JAKARTA — Indeks saham di Asia merah membara pada perdagangan Senin (5/8/2024). Bursa Jepang mengalami penurunan paling tajam.
Berdasarkan data Bloomberg, tiga indeks acuan di bursa efek Jepang kompak anjlok pada perdagangan hari ini hingga pukul 13.00 WIB. Topix anjlok 12,23%, Nikkei 225 merosot 12,4%, dan JPX Nikkei 400 terjungkal 12,4%.
Penurunan dua digit juga dialami oleh indeks acuan bursa Korea Selatan. Indeks Kosdaq amblas 11,3% sedangkan indeks Kospi melorot 8,77%.
Koreksi tajam juga alami oleh indeks Taiwan Taiex yang turun 8,35%, FTSE Straits Time 4,74% dan FTSE Malay KLCI -4,59%.
Sementara itu, indeks Harga saham gabungan (IHSG) menjadi indeks dengan kinerja terburuk kedua di Asia Tenggara. IHSG merosot 3,27% ke level 7.069,37 di bawah Ho Chi Minh Stock yang melorot 4,16%.
Analis Capital.com Kyle Rodda seperti dilansir oleh Bloomberg menyampaikan anjloknya pasar saham Asia didorong oleh aksi panic selling.
Baca Juga
"Banyak pergerakan yang terjadi, tetapi yang utama ialah terjadi perlambatan ekonomi Amerika Serikat. Hal itu telah menimbulkan kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global," jelasnya.
Selain itu, faktor pelemahan kurs yen Jepang juga menambah tekanan terhadap pasar ekuitas negeri Samurai. Sentimen tersebut turut mendorong investor melakukan perdagangan besar.
Chetan Seth, Asia-Pacific equity strategist Nomura Holding Inc., menambahkan sentimen di pasar saham kemungkinan akan tetap rentan saat ini. Menurutnya, pelaku pasar tengah mempertebatkan prospek ekonomi AS apakah akan soft-landing atau masuk ke jurang resesi.
“Hal itu akan dipengaruhi oleh laporan pasar tenaga kerja AS yang akan dirilis.”