Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengekor Bursa Global, IHSG Dibuka Memerah

Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini dibuka anjlok pada perdagangan hari ini, Senin (5/8/2024) mengekor koreksi bursa global.
Ana Noviani, Annisa Kurniasari Saumi
Senin, 5 Agustus 2024 | 09:24
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (22/7/2024). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (22/7/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka anjlok pada perdagangan hari ini, Senin (5/8/2024) mengekor bursa global yang terperosok ke zona merah. Di dalam negeri, pelaku pasar menunggu rilis data produk domestik bruto (PDB) kuartal II/2024.

Berdasarkan data RTI Business pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka turun 1,11% ke level 7.229,93. Pada awal sesi, IHSG sempat menyentuh level terendah 7.200,34. 

Sepanjang awal perdagangan hari ini, tercatat sebanyak 91 saham menguat, 368 saham melemah, dan 154 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau sebesar Rp12.387 triliun.

Dalam sesi awal perdagangan, saham bank jumbo seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) tergelincir ke zona merah. BBCA turun 0,98% dan BBRI merosot 1,08%. 

Di luar sektor perbankan, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) juga memerah dengan turun tipis 0,63% ke level Rp11.750 per saham. Senada, saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) juga turun 2,41% ke level Rp3.250 per saham. 

IHSG mengekor kinerja bursa global yang memerah pada awal pekan ini. Indeks Nikkei 225 Tokyo anjlok 5,49%, Hang Seng Index turun 1%, Shanghai Composite Index terkoreksi 0,43%, Straits Times Index Singapura merosot 3,08%, dan Dow Jones Index Future tergelincir 0,76%. 

Tim Riset Phintraco Sekuritas menjelaskan sentimen terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) datang dari luar dan dalam negeri. Dari luar, indeks-indeks Wall Street melemah di Jumat (2/8/2024) merespons data sektor tenaga kerja. 

Data Non-Farm Payrolls turun ke 114.000 pada Juli 2024 dari 179.000 pada Juni 2024. Bersamaan dengan penurunan penyerapan tenaga kerja tersebut, Unemployment Rate melonjak ke 4,3% di Juli 2024 dari 4,1% di Juni 2024. 

"Kondisi tersebut memicu kekhawatiran bahwa pemangkasan the Fed Rate yang diperkirakan pada September 2024 sudah terlambat untuk mencegah resesi ekonomi AS di semester II/2024," tulis Tim Riset Phintraco Sekuritas, Senin (5/8/2024).

Selain kondisi ekonomi AS, pasar juga mencermati perkembangan kondisi keamanan di Timur Tengah seiring peningkatan intensitas konflik antara Israel dengan Iran. Harga komoditas energi, khususnya minyak, diperkirakan cenderung menguat pada pekan ini.

Dari dalam negeri, pasar mengantisipasi data pertumbuhan ekonomi kuartal II/2024 di awal pekan ini. Menurut Phintraco Sekuritas, pasar masih cukup optimistis terhadap peluang pertumbuhan di atas 5% yoy pada periode tersebut.


Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper