Bisnis.com, JAKARTA — PT Garam, subholding PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID FOOD berencana membangun sejumlah pabrik baru guna meningkatkan kapasitas produksi.
Langkah ekspansi PT Garam ini diperkirakan menelan biaya investasi sebesar Rp600 miliar hingga Rp700 miliar.
PT Garam bakal membangun Pabrik Segoromadu II di Gresik, Jawa Timur dengan nilai investasi di kisaran Rp110 miliar – Rp120 miliar. Pabrik yang rencananya dibangun pada Mei 2025 ini diperkirakan memiliki kapasitas produksi 80.000 metric ton per year (MTPY).
Setelahnya, perusahaan akan membangun pabrik berteknologi mechanical vapour recompression (MVR) di Sumenep. Nilai investasi pembangunan pabrik ditaksir mencapai Rp400 miliar – Rp500 miliar, di luar dari revitalisasi pegaraman senilai Rp200 miliar.
Di tengah kebutuhan dana yang cukup besar, Direktur Utama PT Garam Arif Haendra mengatakan perusahaan sejatinya mampu membiayai investasi tersebut secara mandiri.
Untuk Pabrik Segoromadu II, misalnya, PT Garam telah menyiapkan dana sekitar 30% dari total investasi. Hasil dari produksi Segoromadu II nantinya membuat perusahaan mampu membiayai pembangunan pabrik MVR lewat sumber dana sendiri atau SDS.
Baca Juga
Arif juga mengeklaim bahwa perbankan sudah siap mendukung langkah ekspansi PT Garam. Namun, pemegang saham meyakini dengan fundamental yang kuat, perusahaan dapat mencari sumber pendanaan lain seperti lewat penerbitan obligasi.
Pabrik Segoromadu II bakal difungsikan untuk menambah pasokan garam konsumsi dalam negeri. Selain meningkatkan kapasitas produksi PT Garam, kehadiran pabrik baru itu akan mendorong pertumbuhan pangsa pasar perusahaan di segmen garam konsumsi.
Arif menuturkan bahwa saat ini produksi PT Garam memiliki pangsa pasar 8% terhadap pasokan garam konsumsi. Jumlah tersebut diharapkan meningkat ke level 15% pada akhir 2024, dan menembus lebih dari 20% setelah Pabrik Segoromadu II beroperasi.