Bisnis.com, JAKARTA — Keputusan merevisi target dan rekomendasi saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) diambil oleh sejumlah sekuritas usai perseroan merilis kinerja keuangan kuartal II/2024.
Head of Research Ciptadana Sekuritas Asia Arief Budiman menjelaskan bahwa United Tractors membukukan pertumbuhan laba bersih 10% secara kuartalan menjadi Rp4,98 triliun pada kuartal II/2024.
Ciptadana menggarisbawahi pencapaian itu terutama ditopang oleh margin yang lebih kuat di seluruh lini bisnis secara kuartalan meski lebih rendah secara tahunan akibat harga batu bara.
Secara kumulatif, Arief mengatakan laba bersih UNTR turun 15% secara tahunan menjadi Rp9,5 triliun pada semester I/2024. Pencapaian itu dinilai sejalan dengan pendapatan dan margin yang lebih rendah.
“Kendati demikian, pencapaian itu berada di atas ekspektasi kami dan konsensus,” ujarnya dalam riset yang dikutip, Kamis (1/8/2024).
Adapun, Ciptadana menyebut pencapaian laba bersih UNTR untuk periode Januari 2024 sampai dengan Juni 2024 sudah mencapai 55% dari estimasi mereka dan konsensus pada tahun ini.
Baca Juga
Ciptadana memutuskan untuk merevisi naik target saham UNTR menjadi Rp30.500. Rekomendasi tetap dipertahankan beli.
Berdasarkan konsensus analis Bloomberg hingga akhir sesi pertama Kamis (1/8/2024), sebanyak 19 dari 25 sekuritas yang mengulas saham UNTR masih menyematkan rekomendasi beli. Sisanya, lima analis hold dan 1 analis jual.
Target harga saham UNTR berada di Rp28.195 menurut konsensus dalam 12 bulan ke depan. Artinya, masih terdapat potensi return 9,3% dari Rp25.800.
BRI Danareksa Sekuritas baru saja merevisi naik peringkat saham UNTR menjadi beli pada Rabu (31/7/2024). Target harga menurut mereka berada di Rp29.200.
Untuk diketahui, United Tractors membukukan pendapatan Rp64,5 triliun untuk periode Januari 2024 hingga Juni 2024. Realisas itu mencerminkan penurunan 6% year-on-year (yoy) dari Rp68,6 triliun periode yang sama tahun lalu.
Sejalan dengan koreksi pendapatan, UNTR membukukan penurunan laba bersih 15% secara tahunan menjadi Rp9,5 triliun pada semester I/2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.