Bisnis.com, JAKARTA — PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) membukukan kinerja keuangan mentereng pada semester I/2024.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Jumat (26/7/2024), Amman Mineral Internasional membukukan penjualan tembaga US$769,60 juta pada semester I/2024. Realisasi itu naik 125,42% dari US$341,40 juta periode yang sama tahun lalu.
Selanjutnya, penjualan emas AMMN juga naik signifikan 225,78% year-on-year (yoy). Realisasi naik dari US$239,12 juta per akhir Juni 2023 menjadi US$779,01 juta semester I/2024.
Alhasil, penjualan bersih Amman Mineral Internasional meroket 166,76% yoy menjadi US$1,54 miliar pada Januari 2024 hingga Juni 2024.
Sejalan dengan kenaikan penjualan bersih, laba bersih AMMN naik 300,03% secara tahunan dari US$118,80 juta pada semester I/2023 menjadi US$475,24 juta per akhir Juni 2024.
Untuk diketahui, Amman mineral telah merealisasikan belanja modal hingga US$420 juta pada kuartal I/2024. Jumlah itu mencerminkan kenaikan 104% dari periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Adapun, kenaikan belanja modal tersebut salah satunya sejalan dengan proyek ekspansi smelter.
Manajemen Amman Mineral mengungkapkan smelter ini diperkirakan akan beroperasi di akhir Agustus atau di awal September tahun ini. Untuk fase awal hingga Desember, smelter ini masih belum akan mencapai kapasitas produksi penuhnya yang sebesar 900.000 tpa.
Presiden Direktur Amman Mineral Nusa Tenggara Rachmat Makkasau mengatakan smelter ini akan memiliki input produksi sebesar 900.000 tpa, dengan output berupa katoda sebesar 220.000 tpa dan 830.000 asam sulfat.
"Secepatnya akan mencapai produksi penuh," katanya dalam kunjungan ke Bisnis Indonesia, baru-baru ini.
Dia menjelaskan bahwa jumlah 900.000 kemungkinan belum akan tercapai pada Desember 2024. Kapasitas penuh menurutnya akan terpasang pada Januari 2025.
Dia melanjutkan apabila AMMN tidak dapat memproduksi tembaga untuk mengoptimalkan kapasitas pabrik, maka AMMN akan melakukan impor tembaga dari luar negeri.
Rachmat menjelaskan, pembangunan kompleks smelter ini menghabiskan investasi sebesar US$1,1 miliar.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.