Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok AS Turun Drastis, Harga Minyak Kembali Memanas

Harga minyak ditutup naik pada perdagangan Rabu (24/7/2024), didukung oleh penurunan besar dalam stok minyak mentah dan bahan bakar AS.
Harga minyak ditutup naik pada perdagangan Rabu (24/7/2024), didukung oleh penurunan besar dalam stok minyak mentah dan bahan bakar AS. Dok Bloomberg
Harga minyak ditutup naik pada perdagangan Rabu (24/7/2024), didukung oleh penurunan besar dalam stok minyak mentah dan bahan bakar AS. Dok Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak ditutup naik pada perdagangan Rabu (24/7/2024), didukung oleh penurunan besar dalam stok minyak mentah dan bahan bakar AS, namun mendekati level terendah dalam enam minggu karena kekhawatiran atas lemahnya permintaan global.

Harga minyak menghentikan penurunan tiga sesi berturut-turut karena menurunnya persediaan minyak mentah dan bahan bakar AS, serta meningkatnya risiko pasokan minyak akibat kebakaran hutan di Kanada.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent untuk bulan September ditutup 70 sen, atau 0,9%, lebih tinggi ke level US$81,71 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk bulan September naik 63 sen, atau 0,8%, menjadi US$77,59 per barel.

Persediaan minyak mentah AS turun 3,7 juta barel pada pekan lalu, menurut Badan Informasi Energi (EIA), dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan sebesar 1,6 juta barel.

Stok bensin AS turun 5,6 juta barel, dibandingkan ekspektasi analis yang memperkirakan penurunan sebanyak 400.000 barel. Stok hasil sulingan, termasuk solar dan minyak pemanas, turun 2,8 juta barel dibandingkan ekspektasi kenaikan 250.000 barel, menurut data EIA.

“Permintaan lebih baik dari yang diperkirakan,” kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.

“Selama bensin berjalan dengan baik, hal itu akan mendukung pasar lainnya dalam jangka pendek. Permintaan sulingan yang lebih tinggi adalah hal yang paling penting,” tambah Yawger.

Namun, pasar tetap waspada terhadap permintaan musim panas global. Perusahaan penyulingan minyak AS diperkirakan akan melaporkan pendapatan kuartal kedua yang jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu setelah musim berkendara yang lesu di musim panas melemahkan margin penyulingan, kata analis energi.

Harga berada di bawah tekanan akibat perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dan berlanjutnya kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi di China, importir minyak mentah terbesar di dunia, akan melemahkan permintaan minyak global.

Pengiriman minyak mentah ke India, importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, juga merosot pada bulan Juni ke level terendah sejak Februari, menurut data pemerintah.

WTI kehilangan 7% selama tiga sesi sebelumnya, sementara Brent turun hampir 5%.

Meningkatnya harga, kebakaran hutan di Kanada memaksa beberapa produsen membatasi produksi dan mengancam pasokan dalam jumlah besar.

Imperial Oil (IMO.TO) mengatakan pihaknya telah mengurangi staf non-esensial di lokasi pasir minyak Kearl sebagai tindakan pencegahan.

Sementara itu, Kementerian Energi Rusia berjanji untuk tetap berpegang pada kuota produksi minyak mentah yang ditetapkan oleh kelompok OPEC+ pada bulan Juli, setelah produksi bulan Juni mereka melebihi batas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper