Bisnis.com, JAKARTA — Mengintip prospek emiten fast moving consumer goods (FMCG) lain usai rilis kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) semester I/2024.
Sebagaimana diketahui, Unilever Indonesia dan HM Sampoerna sama-sama membukukan penurunan laba bersih secara tahunan pada semester I/2024.
Head of Research InvestasiKu (Mega Capital Sekuritas) Cheril Tanuwijaya menjelaskan, prospek emiten FMCG bisa mendapatkan sentimen positif dari realisasi program makan siang gratis dari presiden terpilih apabila kebijakan tersebut berjalan secara masif dan lancar.
Sementara itu, Cheril menilai sentimen bagi emiten rokok memang masih belum terlalu baik. Hal tersebut akibat cukai yang tinggi dan persaingan yang ketat dengan rokok ilegal.
"Kami lihat emiten yang punya brand yang kuat dengan target menengah ke bawah masih berpeluang mencatatkan pertumbuhan,” ujarnya, Kamis (25/7/2024).
Dia mencontohkan, salah satu emiten tersebut adalah produsen Indomie PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP). Cheril menuturkan investor dapat melakukan buy dengan target price Rp11.500, dan stop loss pada Rp10.400 untuk saham ICBP.
Baca Juga
Selain itu, kata Cheril, emiten FMCG lain yang dapat diperhatikan adalah PT Mayora Indah Tbk. (MYOR). Menurutnya, saham MYOR menarik karena porsi ekspor yang besar, hingga 36% dari pendapatan di kuartal I/2024.
"Valuasi MYOR juga lebih murah daripada peers. Tetapi, terdapat risiko dari harga komoditas coklat," jelasnya.
InvetasiKu memberikan rekomendasi beli untuk saham MYOR dengan target harga Rp2.650, dan stop loss di Rp2.500.
Terkait program makan siang gratis, Presiden Direktur Unilever Indonesia Benjie Yap menuturkan pihaknya akan lebih berfokus pada inisiatif yang sejalan dengan kampanye atau program perseroan, seperti kampanye cuci tangan dengan sabun.
"Kami akan fokus ke inisiatif yang sejalan dengan program kami seperti kampanye mencuci tangan dengan sabun,” ujarnya.
Berdasarkan laporan keuangannya, UNVR mencatatkan penjualan sebesar Rp19,04 triliun. Penjualan ini turun 6,15% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp20,29 triliun.
UNVR juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,46 triliun, atau turun 10,60% dibandingkan dengan semester I/2023 yang sebesar Rp2,75 triliun.
Sementara itu, HMSP mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp3,31 triliun. Laba bersih ini terkoreksi 11,55% secara tahunan dari Rp3,75 triliun di akhir Juni 2023.
Akan tetapi, penjualan HMSP tercatat masih meningkat 2,96% secara tahunan menjadi Rp57,81 triliun di semester I/2024. Sebelumnya, pada periode yang sama tahun lalu penjualan HMSP adalah sebesar Rp56,15 triliun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.