Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas global pada pekan depan diwarnai sejumlah sentimen seperti rilis data-data ekonomi Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, harga emas batangan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di US$2.483,60 pada Rabu (17/7/2024).
Mengutip data Bloomberg pada Minggu (21/7/2024), harga emas spot turun 1,81% menjadi US$2.400,83 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka Comex New York Exchange AS kontrak Desember 2024 melemah 2,34% ke level US$2.446,8 per troy ounce.
Analis Komoditas Lukman Leong mengatakan pada pekan depan harga emas cenderung rentan aksi ambil untung atau profit taking oleh investor. Pasalnya, harga emas sudah tidak jauh dari target awal di level US$2.500.
"Perlu ada insentif baru, data-data ekonomi lemah dari Amerika Serikat [AS] yang lebih banyak untuk emas bisa melanjutkan rally di atas US$2.500 per troy ounce," ujar Lukman kepada Bisnis, dikutip pada Minggu (21/7/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan pada pekan depan, data penting yaitu pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II/2024 akan menjadi perhatian utama. Angka-angka yang lebih lemah akan memberikan dorongan baru pada harga emas. Sebaliknya, harga emas akan terjadi koreksi dan konsolidasi di level yang lebih rendah.
Data lain yang juga sama pentingnya adalah data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) AS atau Indeks Harga Belanja Personal yang akan dirilis pada Jumat (26/7/2024), atau sehari setelah rilis data PDB AS.
Baca Juga
Menurut Lukman, investor sangat mengantisipasi data ini untuk mendapatkan kepastian apakan data-data inflasi yang lemah belakangan ini dapat memberikan dampak pada inflasi PCE yang menjadi tolok ukur The Fed dalam menentukan kebijakan mereka.
Sejauh ini, Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) masih menahan suku bunga di kisaran 5,25%—5,5%, dan memproyeksikan hanya akan ada satu kali pemangkasan suku bunga pada tahun ini.
"Dengan sederet sentimen tersebut, harga emas global pada pekan depan diprediksi di rentang US$2.395 hingga US$2.440 per troy ounce," pungkas Lukman.
Sementara itu, data Bloomberg menunjukkan bahwa manager keuangan bertaruh harga emas akan melonjak ke level tertinggi dalam empat tahun, menandakan kekhawatiran investor seputar kampanye pemilihan presiden serta fokus baru pada tenggat pemangkasan suku bunga Federal Reserve.
Data pemerintah AS mingguan yang diterbitkan Jumat (19/7/2024) menunjukkan, hedge fund dan spekulan besar lainnya meningkatkan posisi net-long mereka dalam emas, yang sering digunakan sebagai lindung nilai terhadap meningkatnya ketidakpastian politik dan ekonomi, ke level tertinggi dalam lebih dari empat tahun.