Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan 16 Anggota Bursa (AB) berminat menjadi penyelenggara mekanisme perdagangan short selling.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik mengatakan saat ini sudah terdapat 16 anggota bursa yang menyatakan minat untuk menjadi anggota bursa short selling.
“Tetapi satu hal, minat dari anggota bursa itu terus meningkat,” kata Jeffrey di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis (18/7/2024).
Jeffrey menjelaskan jika saat ini nama-nama AB yang berminat belum dapat diungkapkan namun akan paralel dengan target peraturan short selling di Oktober mendatang.
Terkait dengan saham yang dapat ditransaksikan dengan mekanisme short selling, Jeffrey menyebut jumlah saham yang masuk short selling juga disebut akan lebih sedikit dibandingkan dengan daftar saham margin.
Jeffrey mengungkapkan kondisi tersebut terjadi karena mekanisme margin sudah lebih dipahami investor sudah lebih paham risikonya, sedangkan short selling mungkin investor masih butuh waktu untuk memahami dan mengerti karakteristik risiko.
Baca Juga
“Jadi mungkin jumlah saham short selling di awal mungkin saja akan lebih sedikit dibanding dengan saham margin, karena walaupun sama-sama berisiko, ya margin itu berisiko, short selling itu juga berisiko, tetapi ada sedikit perbedaan,” kata Jeffrey.
Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, setiap bulannya Bursa merilis daftar efek short selling dan margin. Artinya, tiap bulan ada beberapa saham yang masuk dan keluar dari efek margin dan short selling.
"Setiap bulan kan memang Bursa mengeluarkan daftar efek margin dan short selling. Tentu dasarnya adalah perhitungan kuantitatif termasuk likuiditas di pasar dan juga ada faktor-faktor kualitatif,” ujar Jeffrey.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa saat ini yang sudah berjalan hanya transaksi margin. BEI belum menerbitkan izin untuk anggota bursa (AB) melakukan transaksi short selling.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.