Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Denyut Saham GOTO Bergerak kala AI Berdetak, Cek Target Saham Para Broker

Harga Saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) akhirnya ditutup menguat setelah terbenam di level Rp50 sejak 25 Juni 2024 pascapeluncuran AI pada Gopay.
CEO GOTO Group, Patrick Walujo dalam acara peluncuran aplikasi Gopay di Jakarta, Rabu (26/7/2023) - Youtube Gopay.
CEO GOTO Group, Patrick Walujo dalam acara peluncuran aplikasi Gopay di Jakarta, Rabu (26/7/2023) - Youtube Gopay.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga Saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) akhirnya ditutup menguat setelah terbenam di level Rp50 sejak 25 Juni 2024 pascapeluncuran AI pada Gopay.

Saham GOTO ditutup menguat 2% atau poin menuju Rp51 per unit pada Rabu (17/7/2024). Berdasarkan data perdagangan hari ini, saham GOTO ditransaksikan sebanyak 53.867 kali dengan jumlah saham yang beredar sebanyak 9,2 miliar.

Nilai transaksi saham GOTO hari ini diperkirakan mencapai Rp467,3 miliar. Sebagai ilustrasi, nilai tersebut masih lebih tinggi daripada BREN sebanyak Rp367 miliar dan AMMN senilai Rp285 miliar.

Adapun saham GOTO sempat naik 4% ke Rp52 sebelum ditutup pada level Rp51. Sampai dengan perdagangan saham hari ini ditutup, jumlah penawaran saham GOTO jauh lebih kecil dibandingkan dengan permintaan.

Jumlah permintaan saham GOTO mencapai 47,09 miliar pada posisi Rp51 dan Rp50. Sementara itu, jumlah penawaran hanya 20,2 miliar pada rentang Rp52 sampai dengan Rp61.

Di samping itu, penguatan saham GOTO bersamaan dengan pengimplementasian Artificial Intelligence (AI) sebagai program jangka panjang pengembangan.

Adapun strategi GoTo AI memiliki tiga fokus utama; 1) meningkatkan pengalaman pengguna yang lebih mudah dan nyaman, 2) memperkuat keamanan di seluruh platform GoTo, serta 3) memperkuat kapabilitas tim GoTo dalam pengembangan dan aplikasi teknologi AI.

Sebagai gambaran, saham Indosat (ISAT) juga sempat menguat hingga ke level Rp12.000 setelah pengumuman pemanfaatan AI. Begitu juga saham NVIDIA yang menjadi primadona Wall Street karena meluasnya pemanfaatan kecerdasan buatan.

Mulai berdenyutnya saham GOTO sejalan dengan prediksi beberapa broker yang menargetkan saham GOTO bisa naik minimal 25% dari level Rp50. Berdasarkan data konsensus Bloomberg rerata target harga saham GOTO ke depan ialah Rp85. DBS memprediksi saham GOTO ke Rp89, Maybank menargetkan Rp95, dan Citi Rp95.

Lalu CLSA juga masih memberikan rekomendasi beli, dengan target harga Rp72 per saham. BNI Sekuritas juga memberikan rekomendasi beli dengan target harga Rp100 per saham.

Analis Maybank Sekuritas Etta Rusdiana Putra memberikan target price (TP) sebesar Rp95 per saham untuk saham GOTO. Menurutnya, katalis bagi GOTO datang dari pendapatan yang dapat tumbuh 3,4% ke level Rp16,3 triliun, karena dampak dari dekonsolidasi Tokopedia.

Katalis lain menurut Etta adalah perbaikan adjusted EBITDA seiring dengan efisiensi, dan GOTO yang dapat fokus dalam pengembangan on-demand service dan fintech.

Sementara itu, Analis JP Morgan Henry Wibowo dalam risetnya melihat valuasi GOTO pada level Rp50 per saham menjadi menarik untuk saat ini. Menurutnya, hal ini menjadi kesempatan beli yang baik karena kemungkinan besar tidak akan terjadi penurunan dibandingkan dengan potensi kenaikan 50% ke target harga JP Morgan sebesar Rp75 saham.

Salah satu katalis jangka pendek bagi saham GOTO menurut JP Morgan adalah CEO GOTO Patrick Walujo yang akan mengakuisisi saham Seri B dari co-founder GOTO yang meninggalkan perusahaan.

“Mengingat CEO GOTO saat ini, Patrick Walujo, baru-baru ini disetujui sebagai pemegang saham Seri B MVS yang layak sesuai RUPS pada 11 Juni 2024, kami percaya Patrick akan mengakuisisi saham MVS dari pemegang saat ini dalam jangka menengah-dekat,” tulis Henry dalam risetnya.

Katalis lainnya yang akan menanti GOTO menurut JP Morgan adalah peningkatan GMV TikTok Shop dan Tokopedia setelah integrasi selesai, serta peluncuran GoPayLater BNPL ke platform TikTok Shop.

Henry memperkirakan inisiatif pemasaran Tokopedia akan meningkat pada paruh kedua tahun 2024 karena Shop|Tokopedia yang baru akan bertujuan untuk mendapatkan kembali momentum pangsa pasarnya.

--------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper