Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) tercatat digenggam oleh 366.550 pihak hingga akhir Juni 2024. Dengan perubahan kepemilikan pada saham pendirinya, bagaimana dengan posisi saham konglomerat di GOTO?
Sebagaimana diketahui, terdapat dua nama konglomerat yang menduduki jabatan komisaris pada GOTO. Kedua orang konglomerat tersebut adalah Garibaldi Thohir dan Winato Kartono.
Garibaldi 'Boy' Thohir dikenal publik sebagai konglomerat yang memiliki berbagai macam portofolio pada sejumlah perusahaan di Bursa. Salah satu portofolio yang dimiliki Boy Thohir adalah saham GOTO.
Hingga akhir Juni 2024, Boy Thohir tercatat tidak mengubah jumlah kepemilikan sahamnya di GOTO. Jumlah saham GOTO Boy Thohir adalah sebesar 1,05 miliar atau setara 0,09% kepemilikan.
Jumlah kepemilikan tersebut memberikan Boy Thohir hak suara sebesar 0,04% pada GOTO. Jumlah saham GOTO milik Boy tersebut juga tidak berubah sejak GOTO melakukan IPO.
Sementara itu, berdasarkan data registrasi pemegang efek BEI dan Terminal Bloomberg, konglomerat lainnya yaitu Winato Kartono tercatat tidak memiliki saham GOTO atas nama pribadinya.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, Winato Kartono merupakan pendiri dari Provident Capital Indonesia. Winato memiliki beberapa portofolio perusahaan seperti PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG), hingga PT Provident Investasi Bersama Tbk. (PALM).
Selain dua nama konglomerat tersebut, terdapat nama Mantan Gubernur Bank Indonesia Agus Dermawan Martowardojo yang juga menjadi pemegang saham GOTO.
Agus Martowardojo yang juga merupakan Komisaris Utama GOTO menggenggam sebanyak 169,58 juta saham GOTO, atau setara 0,01% kepemilikan di GOTO.
Sebelumnya, Agus diketahui membeli saham Seri A GOTO pada harga Rp2 per saham. Pembelian ini dilakukan Agus melalui pasar negosiasi.
Dengan jumlah tersebut, Agus diperkirakan merogoh kocek sebesar Rp339,17 juta untuk membeli saham GOTO. Pembelian ini dilakukan Agus pada awal tahun ini.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.