Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyampaikan rincian surat utang yang akan jatuh tempo pada paruh kedua tahun ini. Selain itu, Pefindo juga menjelaskan terkait risiko gagal bayar obligasi, terutama di sektor konstruksi BUMN Karya.
Adapun, dua emiten BUMN Karya, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) bakal menghadapi utang obligasi yang jatuh tempo pada semester II/2024.
Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto mengatakan secara keseluruhan pada kuartal III/2024, ada obligasi jatuh tempo sekitar Rp42,5 triliun. Sementara itu, pada kuartal IV/2024, obligasi jatuh tempo sebesar Rp42,51 triliun.
“Jadi kalau ditotal obligasi jatuh tempo semester kedua sebesar Rp85,01 triliun. Ini lebih tinggi dibandingkan semester pertama kemarin yang jatuh temponya ada di kisaran angka Rp65 triliun,” ujar Suhindarto dalam konferensi pers Pefindo Selasa (9/7/2024).
Menurutnya, hal itu membuat Pefindo optimistis bahwa penerbitan obligasi di semester II/2024 akan lebih tinggi dibandingkan dengan semester pertama tahun ini.
Namun, pada semester II/2024 juga ada obligasi BUMN Karya yang jatuh tempo. Sebagai pengingat, pada 2023 lalu terjadi kasus gagal bayar obligasi dari BUMN Karya, yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) dengan total nilai penerbitan sebesar Rp4,71 triliun.
Baca Juga
“Terkait dengan jatuh tempo di sektor konstruksi memang di tahun ini tidak terlalu banyak. Di kuartal ketiga saja hanya ada Rp2,67 triliun, sementara untuk di kuartal keempat hanya ada Rp250 miliar itu untuk yang jatuh tempo di sektor konstruksi,” katanya.
Saat ini, dua emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), bakal menghadapi utang obligasi yang jatuh tempo pada semester II/2024.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), PTPP akan menghadapi pembayaran Obligasi Berkelanjutan II PTPP Tahap II Tahun 2019 Seri B senilai Rp250 miliar. Surat utang dengan bunga 8,5% ini jatuh tempo pada 27 November 2024.
Sementara itu, WIKA bakal dihadapkan pada pelunasan Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021 Seri A senilai Rp571 miliar. Surat utang ini memiliki kupon sebesar 8,25% dan memiliki tenggat jatuh tempo pada 8 September 2024.
Pada periode bersamaan, perseroan juga menghadapi jatuh Tempo Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021 Seri A. Sukuk ini memiliki nilai pokok sebesar Rp325,5 miliar dengan bunga mengambang.
Adapun, sejauh ini WIKA dan PTPP tengah menyiapkan strategi pengelolaan kas guna membayar kewajiban obligasi jatuh tempo pada semester II/2024. Suhindarto pun menyebut bahwa risiko gagal obligasi bayar BUMN Karya minim pada paruh kedua tahun ini.
"Sehingga kalau kami melihat risiko gagal bayar di tahun ini relatif kecil. Semoga dan kami harapkan tidak sebesar di tahun lalu karena sejauh ini hingga bulan Juni pun kondisinya masih tetap terjaga, tidak setinggi tahun lalu," pungkasnya.