Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Obligasi Jatuh Tempo BUMN Karya Semester II/2024, Ada Risiko Gagal Bayar?

Pefindo menyebut risiko gagal bayar obligasi BUMN Karya tahun ini minim dibandingkan 2023.
Sejumlah pekerja beraktivitas di salah satu proyek yang dikerjakan PT PP (Persero) Tbk. di Jakarta. Pefindo menyebut risiko gagal bayar obligasi BUMN Karya tahun ini minim dibandingkan 2023. - JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Sejumlah pekerja beraktivitas di salah satu proyek yang dikerjakan PT PP (Persero) Tbk. di Jakarta. Pefindo menyebut risiko gagal bayar obligasi BUMN Karya tahun ini minim dibandingkan 2023. - JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyampaikan rincian surat utang yang akan jatuh tempo pada paruh kedua tahun ini. Selain itu, Pefindo juga menjelaskan terkait risiko gagal bayar obligasi, terutama di sektor konstruksi BUMN Karya.

Adapun, dua emiten BUMN Karya, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) bakal menghadapi utang obligasi yang jatuh tempo pada semester II/2024.

Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto mengatakan secara keseluruhan pada kuartal III/2024, ada obligasi jatuh tempo sekitar Rp42,5 triliun. Sementara itu, pada kuartal IV/2024, obligasi jatuh tempo sebesar Rp42,51 triliun.

“Jadi kalau ditotal obligasi jatuh tempo semester kedua sebesar Rp85,01 triliun. Ini lebih tinggi dibandingkan semester pertama kemarin yang jatuh temponya ada di kisaran angka Rp65 triliun,” ujar Suhindarto dalam konferensi pers Pefindo Selasa (9/7/2024).

Menurutnya, hal itu membuat Pefindo optimistis bahwa penerbitan obligasi di semester II/2024 akan lebih tinggi dibandingkan dengan semester pertama tahun ini.

Namun, pada semester II/2024 juga ada obligasi BUMN Karya yang jatuh tempo. Sebagai pengingat, pada 2023 lalu terjadi kasus gagal bayar obligasi dari BUMN Karya, yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) dengan total nilai penerbitan sebesar Rp4,71 triliun.

“Terkait dengan jatuh tempo di sektor konstruksi memang di tahun ini tidak terlalu banyak. Di kuartal ketiga saja hanya ada Rp2,67 triliun, sementara untuk di kuartal keempat hanya ada Rp250 miliar itu untuk yang jatuh tempo di sektor konstruksi,” katanya.

Saat ini, dua emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), bakal menghadapi utang obligasi yang jatuh tempo pada semester II/2024.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), PTPP akan menghadapi pembayaran Obligasi Berkelanjutan II PTPP Tahap II Tahun 2019 Seri B senilai Rp250 miliar. Surat utang dengan bunga 8,5% ini jatuh tempo pada 27 November 2024.

Sementara itu, WIKA bakal dihadapkan pada pelunasan Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021 Seri A senilai Rp571 miliar. Surat utang ini memiliki kupon sebesar 8,25% dan memiliki tenggat jatuh tempo pada 8 September 2024.

Pada periode bersamaan, perseroan juga menghadapi jatuh Tempo Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021 Seri A. Sukuk ini memiliki nilai pokok sebesar Rp325,5 miliar dengan bunga mengambang.

Adapun, sejauh ini WIKA dan PTPP tengah menyiapkan strategi pengelolaan kas guna membayar kewajiban obligasi jatuh tempo pada semester II/2024. Suhindarto pun menyebut bahwa risiko gagal obligasi bayar BUMN Karya minim pada paruh kedua tahun ini.

"Sehingga kalau kami melihat risiko gagal bayar di tahun ini relatif kecil. Semoga dan kami harapkan tidak sebesar di tahun lalu karena sejauh ini hingga bulan Juni pun kondisinya masih tetap terjaga, tidak setinggi tahun lalu," pungkasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper