Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN konstruksi PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) diusulkan meraih Penyertaan Modal Negara (PMN) 2025 sebesar Rp1,56 triliun untuk penyelesaian proyek Tol Jogja – Bawen dan Kawasan Industri Grand Rebana di Subang, Jawa Barat.
Direktur Utama PTPP Novel Arsyad mengatakan latar belakang dan urgensi dari usulan PMN dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya terkait keterbatasan kapabilitas keuangan.
Oleh karena itu, suntikan PMN diharapkan mampu menurunkan tingkat leveraging dan memperbaiki kondisi keuangan perseroan. Injeksi modal juga diharapkan mengurai kesulitan penggalangan dana akibat menurunnya tingkat kepercayaan terhadap BUMN Karya.
Adapun latar belakang lainnya menyangkut kelanjutan Proyek Strategis Nasional (PSN) melalui perbaikan struktur permodalan dan peningkatan kapasitas usaha perseroan.
“Proyek yang kami lakukan untuk PMN ini adalah Grand Rebana Tahap I dan Tol Jogja – Bawen yang merupakan PSN dan ini menjaga momentum pertumbuhan serta pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya saat rapat dengar pendapat di DPR RI, Senin (8/7/2024).
Secara rinci, nilai usulan PMN yang mencapai Rp1,56 triliun akan dialokasikan untuk dua PSN. Pertama, sebesar Rp1 triliun untuk Kawasan Industri Grand Rebana Tahap I dengan masa durasi konstruksi selama 2025 - 2035. Adapun sisanya atau senilai Rp563 miliar digunakan untuk menuntaskan proyek Tol Jogja – Bawen yang ditargetkan rampung pada 2026.
Baca Juga
Selain PTPP, emiten BUMN lainnya yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) juga diusulkan mendapatkan PMN sebesar Rp2,09 triliun untuk tahun anggaran 2025.
Entus menyampaikan bahwa ada tiga faktor yang melatarbelakangi usulan PMN 2025. Pertama, injeksi tersebut akan digunakan untuk penyelesaian dua proyek strategis nasional (PSN) jalan Tol Jogja – Bawen dan Solo – Jogja.
Adapun faktor kedua adalah adanya perubahan kondisi pada pembangunan tol Solo – Jogja – Kulonprogo yang membuat saham ADHI bertambah dari 24% menjadi 47,18%.
“[Ketiga] perubahan kondisi pada pembangunan Tol Jogja – Bawen yaitu kenaikan biaya konstruksi dan investasi dari Rp14,2 triliun menjadi berkisar Rp18,3 triliun dalam upaya menjaga cagar budaya seperti Selokan Mataram dan situs penting lainnya,” tuturnya.
Selain itu, masih terkait dengan pembangunan Tol Jogja – Bawen, Entus menyampaikan bahwa adanya peningkatan saham ADHI dari 12,5% menjadi 13,16%. Hal ini dikarenakan pemegang saham lainnya tidak melakukan setoran modal pada 2022.
“PMN 2025 merupakan opsi terbaik, dengan adanya PMN akan memberikan perbaikan terhadap rasio keuangan ADHI, terutama pada rasio debt to equity,” pungkasnya.
----------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.