Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indo American (ISEA) Oversubscribed 12,9 Kali Selama Masa IPO

Saham PT Indo American Seafoods Tbk. (ISEA) mengalami oversubscribed sebanyak 12,9 kali pada masa penawaran saham alias IPO.
Saham PT Indo American Seafoods Tbk. (ISEA) mengalami oversubscribed sebanyak 12,9 kali pada masa penawaran saham alias IPO./istimewa
Saham PT Indo American Seafoods Tbk. (ISEA) mengalami oversubscribed sebanyak 12,9 kali pada masa penawaran saham alias IPO./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Indo American Seafoods Tbk. (ISEA) mengalami oversubscribed sebanyak 12,9 kali pada masa penawaran saham alias IPO.

Emiten yang kerap mengekspor olahan udang ini  menerbitkan 290 juta saham baru di harga Rp250 per saham dengan total perolehan dana IPO sebesar Rp72,5 miliar. Dalam prospektusnya Manajemen ISEA menyatakan bakal menggunakan dana untuk modal kerja.

Di sisi lain, Manajemen menjanjikan pembagian dividen tiap tahun sebesar 30% dari laba bersih Perseroan. Adapun, investor meresponnya dengan permintaan saham yang melebihi ketentuan atau, oversubscribe sebanyak 12,9 kali.

Direktur KB Valbury Sekuritas Benjamin S. Notodihardjo yang mewakili Penjamin Pelaksana Emisi Efek menyatakan bahwa oversubscribe dalam IPO ISEA membuktikan minat investor terhadap perusahaan eksportir makanan masih cukup tinggi.

“Kehadiran emiten ISEA di pasar modal semakin menambah pilihan investor untuk memilih saham perusahaan dengan potensi besar ke depannya. Apalagi, ISEA diuntungkan dengan kondisi nilai tukar dolar yang menguat saat ini karena pendapatan usaha Perseroan 98,5% berasal dari segmen ekspor sementara biaya operasional dalam mata uang rupiah,” kata Benjamin dalam keterangannya, Senin (8/7/2024).

Direktur Utama ISEA Ibnu Syena Alfitra mengatakan Indonesia memiliki peluang besar untuk ekspansi produk hasil perikanan di pasar dunia karena memiliki potensi melimpah, baik dari perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. 

Selama periode Januari hingga Juni 2023, ekspor perikanan Indonesia mencapai sekitar US$2,8 miliar. Udang tercatat sebagai komoditas utama yang diekspor, khususnya ke pasar Amerika Serikat (AS) yang mencapai 70% dan Jepang sekitar 19%.

“Pada 2023, pasar udang secara global diestimasikan menghasilkan USD72,6 miliar dan diperkirakan mencapai CAGR 6,6% selama periode hingga 2032 karena popularitasnya sebagai sumber protein tinggi yang terjangkau,” ujarnya. 

Dia menyampaikan bahwa budidaya udang dari akuakultur memainkan peran penting dan menyumbang 55% dari total produksi udang secara global. Adapun jenis udang Vannamei menyumbang sekitar 80% dari produksi tersebut. 

Udang Vannamei disebut memiliki nilai ekonomi tinggi, terutama sebagai komoditas ekspor. Udang yang disebut sebagai udang kaki putih ini memiliki ketahanan lingkungan yang baik dibandingkan dengan jenis udang lainnya. 

Spesies ini juga dikenal dengan tingkat produktivitas dan pertumbuhannya yang signifikan dengan periode pemeliharaan 125-140 hari. Karakteristik ini penting karena memungkinkan petani memproduksi lebih banyak udang dalam waktu yang singkat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper