Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham GOTO Setelah Tujuh Hari Perdagangan Berada di Level Gocap

Sudah tujuh hari perdagangan bursa, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk tertidur pulas di level gocap.
Driver Gojek menunjukan grafik harga saham GOTO di Jakarta, Jumat (5/7/2024). JIBI/Bisnis/Abdurachman
Driver Gojek menunjukan grafik harga saham GOTO di Jakarta, Jumat (5/7/2024). JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Sudah tujuh hari perdagangan bursa, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk tertidur pulas di level gocap. Terhitung sejak Rabu 26 Juni hingga Kamis 4 Juli harga tidak bergerak dengan antrian jual di atas 20 juta lot.

Tapi, apa yang sesungguhnya terjadi pada saham GOTO selama tujuh hari itu? Data perdagangan harian dan aktivitas para pelaku pasar rupanya memberikan gambaran lain: GOTO tidak sepenuhnya terlelap. Saham emiten teknologi terbesar ini tetap aktif diperdagangkan meski antrian jual mencapai belasan juta lot.

Pada hari pertama GOTO jadi patung di harga Rp50 pada 26 Juni, saham ini ditransaksikan sebanyak 13.248 kali. Volume transaksi mencapai 1,96 miliar saham senilai Rp98,2 miliar. Pada hari berikutnya hingga 4 Juli, nilai transaksi juga tetap tinggi yakni Rp43 miliar, Rp52 miliar, Rp22 miliar, Rp14,7 miliar, Rp26,7 miliar dan Rp24,5 miliar. Semua terjadi di pasar reguler.

Di antara kurun waktu tersebut, tepatnya pada 2 Juli, sempat terjadi transaksi Rp6,06 triliun melibatkan 140,83 juta lot pada harga Rp431. Dalam keterbukaan informasi, transaksi “tutup sendiri” yang difasilitasi oleh Indopremier Sekuritas itu disebutkan sebagai transaksi antar investor yang terikat pada perjanjian di masa lampau.

Akibat transaksi Rp6,06 triliun tersebut terjadi antara investor asing dan lokal, data perdagangan mencatatkan sebagai net foreign sell. Di luar transaksi tersebut, selama harga GOTO stagnan di gocap, investor asing justru rajin akumulasi. Pada perdagangan Kamis ini (4/7), GOTO kembali membukukan net foreign buy sebesar Rp3,5 miliar.

Dari sisi pengelola keuangan, BlackRock tercatat melakukan transaksi jual-beli saham GOTO selama sepekan terakhir. Pada 25 dan 26 Juni 2024 misalnya, BlackRock melakukan penjualan saham GOTO selama dua hari berturut-turut yang membuat kepemilikan BlackRock di GOTO menjadi 25,86 miliar saham.

Akan tetapi, pada 27 Juni dan 28 Juni 2024, BlackRock melakukan pembelian terhadap saham GOTO. Pembelian ini membuat kepemilikan BlackRock di GOTO menjadi sebesar 25,87 miliar saham.

Pada pertengahan bulan lalu, JP Morgan tercatat pembelian 41,08 juta lot atau setara Rp205,4 miliar dalam 2 hari perdagangan bursa. Pada posisi kedua, terdapat Semesta Indovest Sekuritas dengan melakukan pembelian 7,58 juta lot dan Trimegah Sekuritas Indonesia pada posisi ketiga dengan akumulasi 1,72 juta lot.

Aksi borong dari JP Morgan telah menghilangkan antrean jual pada harga Rp50. Sehari sebelumnya atau Rabu (19/6) terdapat antrean jual saham GOTO sejumlah 21,79 juta lot atau setara dengan Rp108,98 miliar.

Adapun, Patrick Walujo kerap melakukan 'operasi pasar' ketika harga saham perusahannya PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) sedang berada tekanan. Kali ini, mampukah aksi tersebut mendongkrak harga saham emiten teknologi itu?

Dalam catatan Bisnis, Patrick Walujo setidaknya telah melakukan pembelian saham GOTO sebesar Rp26,5 miliar melalui kantong pribadinya. Patrick mengoleksi saham GOTO dalam beberapa rentang waktu yang berbeda, terutama ketika harga saham sedang berada dalam tekanan.

Mitra GOTO
Mitra GOTO

Target Harga Saham GOTO

Selain data perdagangan, daya tarik saham GOTO juga terlihat dari konsensus sejumlah analis. Beberapa sekuritas memperbarui rekomendasi saham GOTO dengan target tertinggi pada level Rp125 per saham.

Melansir Bloomberg Terminal, saat ini target tertinggi harga saham GOTO diberikan oleh Mandiri Sekuritas, dengan target harga Rp125 per saham. Sebelumnya, target tertinggi saham GOTO diberikan oleh Citi, dengan target harga Rp195 per saham.

Per 3 Juli 2024, Citi memperbarui target harga sahamnya untuk GOTO. Citi menurunkan target harga sahamnya menjadi Rp95 per saham untuk GOTO. Meski menurunkan target harga sahamnya, Citi masih tetap memberikan rekomendasi beli untuk saham GOTO.

Sementara itu, berdasarkan konsensus analis di Bloomberg, 26 dari 35 analis, masih memberikan rekomendasi beli untuk saham GOTO. Selain Citi, JP Morgan juga masih memberikan rating overweight terhadap saham GOTO, dengan target harga Rp75 per saham.

Lalu CLSA juga masih memberikan rekomendasi beli, dengan target harga Rp72 per saham. BNI Sekuritas juga memberikan rekomendasi beli dengan target harga Rp100 per saham.
Kemudian sebanyak 9 dari 35 analis memberikan target hold terhadap saham GOTO.

Salah satu rekomendasi hold untuk saham GOTO diberikan oleh Morgan Stanley, dengan target price sebesar Rp65 per saham. Rekomendasi hold lainnya juga diberikan oleh UOB KayHian dengan TP sebesar Rp70, Sucor Sekuritas dengan TP sebesar Rp71, dan Macquarie dengan TP Rp80 per saham.

Memanfaatkan penurunan harga saham GOTO ini, Mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Hasan Zein Mahmud terus melakukan akumulasi terhadap saham GOTO.
Hasan menjelaskan saham GOTO saat ini semakin tertekan dengan kolom kanan atau ask semakin tebal. Hal ini dibarengi dengan volume transaksi yang semakin tipis.

Hasan melihat secara fundamental GOTO saat ini jauh lebih kuat. Segmen e-commerce yang boros dan boncos menurutnya sudah bisa ditransformasi menjadi penyumbang laba bersih, yang dibayar dengan harga kehilangan pengendalian. Penurunan harga saham GOTO ini menurutnya hanyalah masalah teknis.

Baca Juga : Saham GOTO Kena Lego Investor Asing Rp6,1 Triliun di Harga Rp50

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper