Bisnis.com, JAKARTA -- Saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mengalami pelemahan dan dilepas asing hingga Rp6,1 triliun ketika berada pada level Rp50.
Berdasarkan data RTI per Selasa (2/7/2024), dalam sepekan terakhir saat harga saham GOTO menyentuh Rp50, investor asing melakukan penjualan terhadap saham GOTO hingga Rp6,1 triliun di seluruh pasar.
Penjualan asing ini didominasi di pasar nego dan tunai yang sebesar Rp6,07 triliun. Sementara itu, penjualan asing di pasar reguler mencapai Rp34,36 miliar dalam sepekan.
Broker dengan kode MG yaitu Semester Indovest Sekuritas menjadi broker yang menjual saham GOTO terbanyak selama sepekan. Semesta Indovest menjual sebanyak 1,2 miliar saham GOTO selama sepekan.
Aksi jual terhadap saham GOTO juga dilakukan oleh JP Morgan Sekuritas. JP Morgan menjual lebih dari 932,9 juta saham GOTO dalam sepekan terakhir.
Aksi jual ini dilakukan oleh JP Morgan di saat JP Morgan mempertahankan pandangannya terhadap saham GOTO. JP Morgan masih memberikan rating overweight terhadap saham GOTO, dengan target harga Rp75 per saham.
Dari sisi pengelola keuangan, BlackRock tercatat melakukan transaksi jual-beli saham GOTO selama sepekan terakhir. Pada 25 dan 26 Juni 2024 misalnya, BlackRock melakukan penjualan saham GOTO selama dua hari berturut-turut yang membuat kepemilikan BlackRock di GOTO menjadi 25,86 miliar saham.
Akan tetapi, pada 27 Juni dan 28 Juni 2024, BlackRock melakukan pembelian terhadap saham GOTO. Pembelian ini membuat kepemilikan BlackRock di GOTO menjadi sebesar 25,87 miliar saham.
Transaksi penjualan terhadap saham GOTO dilakukan juga oleh State Street Corp. State Street Corp melakukan penjualan saham GOTO pada 1 Juli 2024, yang membuat kepemilikannya berkurang menjadi 2,69 miliar saham.
Pengelola keuangan lainnya yang juga menjual saham GOTO adalah Credit Suisse Group AG. Kepemilikan Credit Suisse di GOTO berkurang dari 741,95 juta saham, menjadi 676,14 juta saham di 27 Juni 2024.
Selain lembaga-lembaga dari Eropa dan Amerika tersebut, holding finansial asal Jepang, Nomura Holdings juga melakukan penjualan terhadap saham GOTO. Kepemilikan Nomura di GOTO berkurang dari sebelumnya 144,14 juta saham di 25 Juni 2024, menjadi 144,13 juta saham per 1 Juli 2024.
Rekomendasi Saham GOTO Teranyar
Adapun dengan harga saham GOTO yang menyentuh level terendah sepanjang masa ini, 26 dari 35 analis masih merekomendasikan untuk membeli saham GOTO. Salah satu rekomendasi beli datang dari CLSA, dengan target harga Rp72.
Rekomendasi beli lainnya juga datang dari Mandiri Sekuritas, dengan target harga Rp125 per saham. Rekomendasi beli dengan target harga tertinggi masih diberikan oleh Citi, yaitu dengan target price (TP) Rp195 per saham terhadap saham GOTO.
Sementara itu, rekomendasi hold diberikan oleh sembilan analis. Morgan Stanley menjadi salah satu sekuritas yang memberikan rekomendasi hold, dengan TP Rp65 per saham.
GOTO sebelumnya menjelaskan terdapat transaksi di pasar negosiasi sejumlah 14,10 miliar saham atau 1,17% dari listed share. Transaksi tersebut senilai Rp6,06 triliun pada 27 Juni 2024.
GOTO menuturkan transaksi ini dilakukan oleh salah satu pemegang saham perseroan.
"Transaksi dilakukan oleh salah satu pemegang saham perseroan yang bukan merupakan pemegang saham yang memiliki saham perseroan paling sedikit sebanyak 5% dari modal disetor dan ditempatkan di dalam perseroan," tulis Sekretaris Perusahaan GOTO RA Koeseomohadiani, Jumat (28/6/2024).
Karena hal tersebut, lanjutnya, pemegang saham tersebut tidak memiliki kewajiban untuk melakukan laporan atas perubahan kepemilikannya, sehingga tidak ada kewajiban memberikan laporan atas transaksi saham GOTO.
Sejauh pengetahuan GOTO, kata dia, transaksi saham tersebut dilakukan oleh pemegang saham terkait berdasarkan suatu perjanjian historis untuk mengalihkan saham GOTO yang dimilikinya ke pihak lain dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya.
GOTO tidak memiliki informasi lebih lanjut atas tujuan dari transaksi saham GOTO tersebut, dan sejauh pemahaman GOTO, setiap pemegang saham GOTO memiliki kebebasan untuk menentukan dan mengambil keputusan atas investasi mereka.
"Dapat juga disampaikan transaksi tersebut tidak terkait dengan perseroan ataupun pemegang saham pengendali atau pemegang saham seri B perseroan," tuturnya.