Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Alami Tren Pelemahan, BEI Jelaskan Alasannya

BEI menjelaskan penyebab dari pelemahan IHSG, salah satunya akibat net sell investor asing di pasar modal Indonesia.
Karyawati beraktivitas di dekat layar pergerakan saham pada salah satu perusahaan sekuritas di Jakarta, Senin (16/10/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di dekat layar pergerakan saham pada salah satu perusahaan sekuritas di Jakarta, Senin (16/10/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat tengah berada dalam tren pelemahan. BEI menjelaskan faktor-faktor penyebab IHSG betah di zona merah.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy menjelaskan saham-saham dengan nilai net sell investor asing terbesar turut membebani kinerja IHSG. Berdasarkan data terkini per 1 Mei–19 Juni 2024, top 10 saham-saham dengan nilai net sell asing terbesar, yakni BMRI, BBRI, BBCA, BBNI, TLKM, SMGR, ASII, TOWR, UNTR, dan TAPG.

"Net sell saham-saham tersebut secara total berkontribusi cukup signifikan terhadap penurunan IHSG pada periode tersebut," kata Irvan pada Senin (24/6/2024).

Menurut Irvan, terapat beberapa hal yang turut mendorong penurunan IHSG dan aksi jual asing. Pertama adalah sikap hawkish The Fed yang menyebabkan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (AS) dan sekaligus memberikan tekanan kepada negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.

Faktor kedua, kata Irvan, adalah konflik geopolitik di Timur Tengah yang berkepanjangan. Faktor selanjutnya adalah mata uang rupiah yang masih terdepresiasi sebesar 5,68% year to date hingga Rabu, 19 Juni 2024.

Selanjutnya adalah tingkat suku bunga BI yang masih relatif tinggi di Indonesia, dan berimplikasi pada kenaikan yield instrumen pendapatan tetap.

Faktor kelima menurut Irvan adalah rilis data-data ekonomi domestik yang mempengaruhi sentimen pasar. Data-data tersebut seperti defisit transaksi berjalan RI yang mengalami kenaikan dari US$1,1 miliar menjadi US$2,2 miliar pada kuartal I/2024, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur RI yang turun dari 52,9 menjadi 52,1 pada Mei 2024, dan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) RI yang turun dari 127,7 menjadi sebesar 125,2 pada Mei 2024.

Faktor-faktor lainnya menurut Irvan adalah peningkatan kepemilikan investor terhadap instrumen-instrumen lain seperti SBN, SBSN, dan SRBI, penurunan peringkat saham Indonesia oleh Morgan Stanley, volatilitas harga saham-saham tertentu, dan lain-lain. 

Sebagai informasi, pada penutupan perdagangan hari ini IHSG ditutup melemah 6.882,70. Sejak awal tahun, IHSG tercatat telah melemah 5,36%. 

Di sisi lain, aksi jual asing di BEI tercatat sebesar Rp8,24 triliun sejak awal tahun. Akan tetapi, pada hari ini Selasa (25/6/2024), investor asing mencatatkan net foreign buy sebesar Rp7,96 triliun.

Saham-saham yang paling banyak dibeli oleh investor asing hari ini adalah TPIA sebesar Rp56,5 miliar, BRIS sebesar Rp40,6 miliar, BBCA sebesar Rp40,4 miliar, TLKM sebanyak Rp16,1 miliar, dan BUKA sebesar Rp14,1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper