Bisnis.com, JAKARTA - Emiten Rumah Sakit (RS) Mayapada, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) milik taipan Dato Sri Tahir merespons positif saham perseroan yang akhirnya keluar dari papan pemantauan khusus full call auction (PPK FCA) hari ini, Jumat (21/6/2024). Pada saat yang sama, SRAJ juga telah menyiapkan sejumlah strategi bisnis pada 2024.
"Ya, tentunya kami cukup gembira bahwa ini berarti market maupun otoritas pasar modal melihat bahwa kondisi perusahaan di capital market semakin membaik sehingga pemantauan khusus sudah tidak perlu lagi dilakukan,” ujar Corporate Secretary SRAJ Arie Farisandi dalam paparan publik SRAJ Jumat (21/6/2024).
Usai keluar dari PPK FCA, saham SRAJ naik 1,78% ke level Rp2.290 per saham. Sepanjang 2024, saham SRAJ juga telah melesat 663,33% secara year-to-date (YtD).
Arie mengatakan perseroan melihat peluang jika berkaca kepada populasi penduduk Indonesia yang lebih dari 276 juta jiwa, maka ketersediaan tempat tidur rumah sakit saat ini masih terbatas. Selain itu, market size dari rumah sakit di Indonesia akan bertumbuh dari US$19,9 miliar pada 2023 menjadi US$25,8 miliar pada 2028.
"Terkait dengan hal tersebut kami telah menyiapkan beberapa strategi, yang pertama adalah pembangunan Mayapada Hospital Nusantara di IKN yang kami rencanakan untuk mulai beroperasi di kuartal III/2024," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah akan meresmikan IKN Nusantara pada 17 Agustus 2024 bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI ke-79. Di lain sisi, Kementerian PUPR menyebut bahwa anggaran pembangunan infrastruktur di IKN hanya sebesar Rp75,63 pada 2025 atau turun 50,5% jika dibandingkan dengan anggaran 2024 sebesar Rp149,74 triliun.
Baca Juga
Meskipun demikian, rencana investasi RS Mayapada di IKN masih on-track dan sesuai dengan rencana perseroan. Tak hanya itu, pada kuartal III/2024 SRAJ juga akan melakukan groundbreaking RS Mayapada Jakarta Timur yang berlokasi di Jakarta Garden City. Perseroan menargetkan rumah sakit itu beroperasi pada kuartal II/2026.
"Kami juga akan membangun beberapa jaringan rumah sakit baru dalam 5 tahun ke depan, untuk hal ini kami masih melakukan beberapa studi pasar sehingga belum dapat kami sampaikan secara detail. Termasuk pembangunan RS di Batam, kami masih menunggu peraturan pemerintah [PP] mengenai kawasan ekonomi khusus [KEK]," pungkas Arie.
Guna memuluskan rencana ekspansi tersebut, SRAJ menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp500 miliar tahun ini. Pada akhir Juni 2024, capex tersebut sudah terserap sekitar Rp230 miliar.
Menilik laporan keuangannya, SRAJ mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp4,75 miliar pada kuartal I/2024. SRAJ berhasil berbalik laba, setelah mencatatkan rugi hingga Rp13,85 miliar pada kuartal I/2023.
Capaian laba SRAJ tersebut didukung dari pendapatan yang meningkat 27,4% secara tahunan menjadi Rp746,13 miliar per 31 Maret 2024. Sebelumnya, pada kuartal I/2023 SRAJ membukukan pendapatan sebesar Rp541,62 miliar.
---
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.