Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten Grup Sinarmas PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) akan menekan anggaran untuk membangun pabrik baru sebesar 17,13%.
Direktur Keuangan INKP Kurniawan Yuwono mengatakan pihaknya melakukan penyesuaian nilai investasi untuk pabrik kertas di Karawang menjadi sebesar US$3 miliar atau setara Rp49,10 triliun (kurs jisdor Rp16.368) dari sebelumnya sebesar US$3,62 miliar.
“Jadi yang Rp57 triliun atau US$3,6 miliar itu dilakukan adjustment. Diturunkan menjadi US$3 miliar untuk beberapa tahap pembangunan pabrik,” kata Kurniawan kepada Bisnis, Rabu (19/5/2024).
Kurniawan mengatakan penyesuaian nilai investasi dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi global saat ini termasuk ekonomi global serta geopolitik.
Kurniawan menyebutkan dana pembangunan pabrik akan berasal dari internal kas dan pinjaman bank serta penerbitan obligasi dengan rincian masing-masing sebesar 40% dan 60%.
Sejauh ini, INKP telah melakukan beberapa kali penerbitan obligasi serta penandatanganan fasilitas kredit dengan bank terkait.
“Kita sudah tanda tangan dengan bank sekitar awal tahun 2024, bertahap,” kata Kurniawan.
Berdasarkan catatan Bisnis dari periode Oktober 2023 hingga saat ini, INKP menerbitkan obligasi dolar AS sebanyak empat obligasi. Teranyar, INKP menerbitkan obligasi berkelanjutan I INKP tahap IV tahun 2024 sebesar US$15 juta.
Sebelumnya INKP menerbitkan obligasi US$ berkelanjutan I INKP Tahap III tahun 2024 dengan jumlah pokok sebesar US$7,72 juta.
Kemudian, obligasi US$ berkelanjutan I INKP Tahap II tahun 2024 sebesar US$3,93 juta dan obligasi US$ berkelanjutan I INKP Tahap I tahun 20224 sebesar US$13,80 juta.
Penerbitan obligasi-obligasi tersebut merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan obligasi US$ berkelanjutan tahap I dengan target dana yang dihimpun mencapai US$300 juta.
Kurniawan menyebutkan dana untuk pembangunan pabrik akan berasal dari penerbitan obligasi berbasis US$, bukan rupiah maupun sukuk. Obligasi rupiah sebagian besar digunakan untuk refinancing dan working capital.
Adapun belanja modal tahun ini sebagian besar digunakan untuk pembangunan pabrik tahap pertama. INKP menganggarkan belanja modal sebesar US$725 juta atau setara dengan Rp11,86 triliun.
“Kira-kira hampir US$725 juta sudah termasuk pabrik, sisanya untuk upgrade dan maintenance pabrik lain,” tutupnya.
------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.