Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kertas Grup Sinarmas PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) memasang target kenaikan penjualan mencapai US$3,6 miliar sepanjang 2024. Optimisme INKP didukung oleh volatilitas rupiah serta kenaikan harga bubur kertas (pulp).
Direktur Keuangan Indah Kiat Pulp & Paper Kurniawan Yuwono mengatakan INKP menargetkan penjualan naik 3,5% menjadi sebesar US$3,6 miliar dibandingkan dengan pendapatan 2023. Sementara untuk laba, Kurniawan tidak merincikan karena sangat dipengaruhi oleh harga jual produk, demand produk, serta fluktuasi rupiah.
“Target penjualan US$3,6 miliar naik 3,5% dibandingkan dengan 2023. Sementara laba sangat dipengaruhi oleh harga jual produk, demand produk dan juga fluktuasi rupiah,” kata Kurniawan kepada Bisnis, Rabu (19/6/2024).
Kurniawan menjelaskan lebih lanjut, salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja INKP adalah harga bubur kertas. Dia mengatakan harga bubur kertas di kuartal II/2024 juga diyakini meningkat atau lebih tinggi dari kuartal I/2024.
Meski harga pulp naik dan terdapat volatilitas rupiah, INKP masih dibayangi beberapa kondisi global yang akan mempengaruhi kinerja.
Kurniawan mengatakan untuk harga pulp memang sangat dinamis. Meski diyakini leboh tinggi di kuartal II/2024, masih ada sentimen geopolitik serta ekonomi global khususnya penguatan ekonomi China yang belum terlihat.
Baca Juga
Selain harga pulp, fluktuasi rupiah juga menjadi salah satu pendongkrak kinerja INKP. Hal tersebut karena INKP membukukan laporan keuangan dengan menggunakan dolar AS, maka selisih kurs akan memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja.
“Ya memang pembukuan kita dalam dolar, kalau dolar menguat kita ada laba selisih kurs, seperti kuartal I/2024 kita ada laba selisih kurs. dolarnya menguat terhadap mata uang asing. Kebalikannya kalau dolar melemah kita ada rugi selisih kurs,” kata dia.
Pengaruh nilai tukar rupiah terlihat dari kinerja kuartal I/2024. per 31 Maret 2024, INKP membukukan penjualan bersih sebesar US$805,22 juta atau setara dengan Rp12,76 triliun. Penjualan tersebut turun sebesar 31,17% dibandingkan dengan penjualan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$1,05 miliar.
Pendapatan yang turun membuat INKP juga menghabiskan beban yang lebih sedikit dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Meski begitu, perseroan tercatat membukukan laba selisih kurs sebesar US$40,16 juta dari sebelumnya rugi sebesar US$58,13 juta.
Sementara itu laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$130,78 juta atau setara Rp2,07 triliun turun tipis 1,845 dari sebelumnya yang tercatat sebesar US$133,24 juta.
Analis Stockbit Sekuritas Theodorus Melvin mengatakan kenaikan laba kurs ini menolong pertumbuhan laba bersih menjadi US$131 juta atau naik 44% secara kuartalan, sementara laba usaha hanya tumbuh moderat sebesar 9% secara kuartalan.
Secara kuartalan, seluruh margin laba mengalami kenaikan. Melvin memperkirakan bahwa hasil ini terjadi seiring harga rata-rata pulp yang naik 7% secara kuartalan ke level US$656/ton pada kuartal I/2024.
“Kami memperkirakan kinerja perusahaan pulp & paper masih tetap solid hingga semester I/2024, seiring harga pulp yang telah melewati level US$700 per ton pada kuartal II/2024,” tulisnya dalam riset, dikutip Rabu (19/6/2024).