Bisnis.com, JAKARTA -- Harga emas terpantu melemah setelah Federal Reserve (The Fed) mengumumkan keputusan suku bunga dan data inflasi, sedangkan harga batu bara ditutup menguat dan CPO melemah.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot melemah 0,09% ke level US$2.302,10 pada perdagangan Jumat (14/6/2024) pada pukul 06.50 WIB. Kemudian, harga emas Comex kontrak Agustus 2024 juga melemah 0,01% ke level US$2.317,70 per troy ounce, pada pukul 06.39 WIB.
Mengutip Reuters, harga emas mengurangi kerugian pada Kamis (13/6/2024) setelah data inflasi yang produsen AS yang lebih lemah dari perkiraan meningkatkan harapan akan dua kali pemotongan suku bunga pada tahun 2024 di tengah The Fed hanya mengindikasikan satu kali pemangkasan pada 2024.
Harga produsen AS secara tak terduga turun pada Mei 2024 di tengah rendahnya biaya energi, yang mengindikasikan bahwa inflasi mereda setelah melonjak pada kuartal pertama.
“Pasar berpikir bahwa mungkin akan ada lebih dari satu pemotongan tahun ini, dan itulah mengapa Anda tidak melihat tekanan jual yang lebih kuat di pasar emas, dan yang lebih penting, itulah mengapa kita melihat imbal hasil obligasi turun hari ini,” jelas analis senior di Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Adapun, The Fed mempertahankan suku bunga tetap dengan suara bulat di kisaran target 5,25%-5,5%, yakni level tertinggi dalam dua dekade terakhir, dalam pertemuan ketujuh berturut-turut.
Baca Juga
Harga Batu Bara
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak Juli 2024 di ICE Newcastle menguat 0,70% ke level US$136,40 per metrik ton pada penutupan perdagangan Kamis (13/6/2024). Kemudian, batu bara kontrak Agustus 2024 juga menguat 0,87% ke US$139,20 per metrik ton.
Mengutip ETEnergyworld, pemerintahan National Democratic Alliance (NDA) yang baru, yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi dikatakan harus memanfaatkan masa jabatan ketiganya untuk menindak lanjuti agenda reformasi sektor batu bara yang belum selesai.
Reformasi tersebut meliputi membuka lebih lanjut investasi sektor swasta, mempromosikan penggunaan alternatif batu bara, fokus pada peningkatan penanganan batubara yang terotomatisasi dan memulai bursa perdagangan batubara yang telah lama ditunggu.
Kemudian, dengan ketersediaan batu bara yang meningkat dengan signifikan, India bisa memiliki surplus batu bara dalam 2-3 tahun kedepan. Kecuali surplus tersebut digunakan untuk tujuan lain, produksi akan terhambat. Misalnya, gasifikasi batubara bisa menjadi area prioritas tinggi bagi pemerintah.
Di lain sisi, diketahui bahwa India juga tengah menghadapi gelombang panas. Sebagian wilayah India utara telah dilanda gelombang panas sejak pertengahan Mei 2024 dengan suhu melonjak lebih dari 45 derajat celcius.
“Ini merupakan periode terlama karena telah dialami sekitar 24 hari di berbagai wilayah di negara ini,” jelas Kepala Departemen Meteorologi India, Mrutyunjay Mohapatra.
Harga CPO
Harga komoditas minyak kelapa sawit atau CPO berjangka pada penutupan perdagangan Kamis (13/6) kontrak Agustus 2024 melemah 22 poin ke 3.941 ringgit per ton di Bursa derivatif Malaysia. Berikutnya, kontrak Juni 2024 juga ditutup melemah 14 poin menjadi 3.948 ringgit per ton.