Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Bisnis Panca Budi (PBID) 2024 Usai Sabet Bisnis Indonesia Awards 2024

PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) membeberkan strategi bisnis perseroan untuk mendorong kinerja sepanjang 2024 usai meraih Bisnis Indonesia Awards.
PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) membeberkan strategi bisnis perseroan untuk mendorong kinerja sepanjang 2024 usai meraih Bisnis Indonesia Awards./Bisnis Indonesia
PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) membeberkan strategi bisnis perseroan untuk mendorong kinerja sepanjang 2024 usai meraih Bisnis Indonesia Awards./Bisnis Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) membeberkan strategi bisnis perseroan untuk mendorong kinerja sepanjang 2024 usai meraih Bisnis Indonesia Awards. Sejalan dengan hal tersebut, perseroan membidik kenaikan penjualan 10% tahun ini.

Direktur PBID Lukman Hakim mengatakan, pihaknya masih optimistis terhadap outlook bisnis perseroan tahun ini, seiring dengan kebutuhan kemasan di sektor food and beverage (F&B). Adapun, PBID akan melakukan ekspansi penjualan ke wilayah Jawa Timur dan Indonesia Timur.

"Jadi kami target kan kurang lebih sekitar 10% untuk pertumbuhan penjualan. Karena kami juga tetap melanjutkan strategi yaitu ekspansi pasar ke Jawa Timur dan Indonesia Timur," ujar Lukman saat ditemui di sela acara Bisnis Indonesia Award 2024, Kamis (13/6/2024).

Sementara itu, lanjutnya, untuk laba bersih 2024 PBID menargetkan net profit margin berkisar 8% hingga 12%. Kendati demikian, Lukman mengatakan perseroan belum jor-joran untuk menggelontorkan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini.

"Kalau anggaran capex saat ini sih, karena kami punya utilisasi masih 70%, saat ini capex-nya untuk maintenance mesin dan untuk renovasi bangunan saja, kurang lebih sekitar Rp50 miliar," katanya.

Lukman mengatakan, untuk penjualan domestik PBID tersebar di berbagai wilayah di Indonesia meliputi wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, hingga Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sementara itu untuk penjualan ekspor, PBID mengekspor Eropa, Jepang, hingga negara-negara di Asia Tenggara. "Tapi ekspor kami tidak terlalu besar, masih di bawah 5% dari segi skalanya," ujar Lukman.

Menurut Lukman, iklim suku bunga tinggi juga menjadi tantangan tersendiri bagi perseroan. Sebagaimana diketahui, Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) masih menahan suku bunga di kisaran 5,25% hingga 5,5% pada pertemuan FOMC Juni 2024.

"Untuk suku bunga tinggi memang memberatkan. Tapi karena kami punya debt-to-equity ratio [DER] di bawah 20%, kami bisa antisipasi. Karena kami punya EBITDA juga di atas Rp500 miliar, lalu kami menggunakan modal kerja dari internal kas sendiri," pungkas Lukman. 

Sebagai informasi, PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) menyabet penghargaan di Bisnis Indonesia Award 2024 kategori wadah kemasan pada Kamis (13/6/2024).

Menilik kinerja keuangan terbaru, PBID membukukan laba bersih sebesar Rp132,58 miliar pada kuartal I/2024, atau naik 32,27% secara year-on-year (YoY) dibandingkan periode tiga bulan pertama 2023 sebesar Rp100,23 miliar.

Capaian laba itu didorong dari penjualan bersih yang naik 5,19% menjadi Rp1,28 triliun, dibandingkan kuartal I/2023 sebesar Rp1,22 triliun.

Seiring kenaikan penjualan, beban pokok PBID naik tipis 0,79% menjadi Rp1,01 triliun, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp1 triliun.

Alhasil, laba bruto PBID naik 25,48% menjadi Rp272,59 miliar, dibandingkan tiga bulan pertama 2023 sebesar Rp217,22 miliar.

Adapun, kas dan setara kas akhir tahun PBID melonjak signifikan 97,67% menjadi Rp436,56 miliar, dibandingkan kuartal I/2023 sebesar Rp220,84 miliar.

Berdasarkan neraca, total aset PBID sebesar Rp3,23 triliun per 31 Maret 2024, atau naik dibandingkan posisi akhir Desember 2023 sebesar Rp3,19 triliun.

Liabilitas PBID sebesar Rp475,01 miliar atau turun dari posisi akhir 2023 sebesar Rp565,82 miliar. Sementara itu, ekuitas PBID naik menjadi Rp2,76 triliun, dibandingkan posisi Desember 2023 sebesar Rp2,63 triliun.

-------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper