Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan ke level 6.889,98 pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (13/6/2024), usai parkir di zona merah pada perdagangan kemarin. Saham bank jumbo BBCA, BMRI dan BBRI terpantau kompak meraup cuan.
Berdasarkan data RTI Business pukul 09.00 WIB, IHSG terpantau naik 0,58% atau 39,88 poin menjadi 6.889,98 pada awal sesi perdagangan. Sepanjang sesi, indeks komposit bergerak di rentang 6.880-6.893.
Adapun, sebanyak 163 saham menguat, 75 saham melemah, dan 189 saham stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat Rp11.772 triliun.
Jajaran saham terlaris masih dihuni oleh emiten bank jumbo seperti BBCA dengan nilai transaksi Rp87,3 miliar, disusul BMRI dan BBRI dengan nilai masing-masing Rp69,4 miliar dan Rp49,4 miliar. Ketiga saham perbankan tersebut kompak menguat dengan kenaikan 1,35%, 0,84% dan 1,15%.
Dari jajaran emiten berkapitalisasi pasar jumbo atau big cap, saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) milik taipan Prajogo Pangestu terpantau naik 0,28% ke level Rp8.800 per saham. Saham PT Merdeka Cooper Gold Tbk. (MDKA) milik Boy Thohir juga naik 1,26% atau 30 poin ke level Rp2.410 per saham.
Kemudian, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) keluarga Panigoro juga naik 1,17% ke level Rp1.300 per saham, Sementara saham GOTO terpantau naik 3,85% ke level Rp54 per saham.
Baca Juga
Di lain sisi, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) milik Grup Panigoro-Salim turun 0,21% ke level Rp11.975 per saham.
Sementara itu, PT Sekar Laut Tbk. (SKLT) menduduki top gainers dengan kenaikan 21,84% ke level Rp212 per saham, sedangkan PT Campina Ice Cream Industry Tbk. (CAMP) menduduki posisi top losers dengan penurunan 21,24% ke level Rp178 per saham.
Sebelumnya, Tim analis MNC Sekuritas menyatakan IHSG terkoreksi tipis 0,08% ke level 6.850 pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (12/6/2024), disertai dengan adanya peningkatan volume penjualan, koreksi IHSG pun berhasil menembus area support di 6.843.
"Dengan demikian, IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya menguji level 6.742-6.794 untuk membentuk wave [v] dari wave C dari wave (2)," kata Tim Analis MNC Sekuritas dalam riset harian.
Meskipun demikian, MNC Sekuritas tidak menutup kemungkinan adanya penguatan dalam jangka pendek untuk menguji level 6.863 hingga 6.890.
Adapun, pada perdagangan hari ini, MNC sekuritas menyebut, level support IHSG akan berada di kisaran 6.812, 6.890, sedangkan level resistansi berada pada rentang 7.932, 7.032.
Saham-saham yang menjadi rekomendasi MNC Sekuritas pada perdagangan hari ini antara lain, BRIS, DOID, SMGA hingga TLKM.
Sementara itu, pandangan underweight Morgan Stanley terhadap pasar saham Indonesia diprediksi memberikan sentimen negatif bagi indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam jangka pendek.
Valdy Kurniawan, Head of Research and Education Phintraco Sekuritas, menyampaikan laporan Morgan Stanley menggambarkan kekhawatiran lembaga keuangan tersebut terhadap kondisi fiskal Indonesia dalam jangka pendek-menegah, dan jangka panjang.
"Dalam jangka pendek ada risiko pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang utamanya disebabkan ketidakjelasan kapan Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuan. Sebelumnya, kami memprediksi suku bunga The Fed turun 3-4 kali pada 2024, tetapi sepertinya hanya akan 1 kali," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (12/6/2024).
Menurut Valdy, laporan Morgan Stanley memberikan efek jangka pendek terhadap selera investor dan IHSG. Harapannya, dalam beberapa bulan ke depan kondisi global semakin solid sehingga The Fed dapat menjalankan rencananya untuk memangkas suku bunga acuan.
Dia menyebutkan bank sentral Eropa (ECB) sudah memangkas suku bunganya yang menjadi sinyal ekonomi global yang membaik. Ekspektasinya aksi serupa akan dilakukan The Fed dan juga bank setral dunia lainnnya.
Valdy Kurniawan pun memprediksi IHSG masih berpeluang menuju 7.300 pada 2024 dalam skenario optimistis. Adapun, dalam skenario koservatif, target IHSG pada 2024 di level 7.100.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.