Bisnis.com, JAKARTA - Sentimen negatif yang mendera indeks Harga saham gabungan (IHSG), termasuk outlook underweight Morgan Stanley terhadap pasar saham Indonesia, membuat manajer investasi lebih jeli dalam meracik reksa dana saham.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan outlook underweight Morgan Stanley terhadap pasar saham Indonesia merupakan salah satu gambaran aksi investor asing yang cenderung melakukan aksi jual,terutama sejak April 2024.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG berada di level 6.855,69 per Selasa (11/6/2024). Investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) Rp10,06 triliun sepanjang 2024.
"Morgan Stanley bisa dibilang sebagai salah satu investor asing. Kalau dilihat sebelum ada laporan outlook, sejak April 2024 investor asing sudah melakukan net sell di pasar saham Indonesia," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (12/6/2024).
Menurutnya, penyebab utama investor asing keluar dari pasar saham Indonesia adalah ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve yang tidak sesuai sesuai harapan di awal tahun 2024. Selain itu, dari dalam negeri, laporan keuangan dari sektor utama seperti perbankan tidak begitu baik pada kuartal I/2024.
Suku bunga The Fed yang tidak kunjung turun juga menyebabkan dolar AS bertahan di level tinggi sehingga menekan nilai tukar rupiah menembus Rp16.000-an. Faktor pelemahan rupiah terhadap dolar AS itu turut menjadi perhatian Morgan Stanley.
Baca Juga
"Suku bunga The Fed berpengaruh besar karena dari lokal belum ada sentimen positif yang dapat mengangkat kinerja. Laporan keuangan kuartal II diperkirakan juga masih tidak jauh berbeda dengan kuartal I/2024," imbuhnya.
Menghadapi berbagai situasi tersebut, sambung Rudiyanto, Panin AM memanfaatkan momentum penurunan harga untuk membeli saham dengan fundamental baik dengan harga murah untuk pengelolaan reksa dana aktif. Untuk reksa dana pasif, perusahaan tetap meracik komposisi indeks sesuai aturan OJK.