Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Hari Ini (12/6): Emas Variatif Jelang The Fed, Batu Bara dan CPO Kompak Lesu

Emas diperdagangkan variatif pada perdagangan Rabu (12/11/2024). Baru bara dan CPO kompak melemah.
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg.
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Komoditas emas diperdagangkan variatif menjelang pengumuman suku bunga The Fed dan inflasi Amerika Serikat (AS), sedangkan harga batu bara dan crude palm oil (CPO) kompak ditutup melemah. 

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot melemah 0,14% ke level US$2.313,86 pada perdagangan Rabu (12/6/2024) pada pukul 07.59 WIB.

Kemudian, harga emas Comex kontrak Agustus 2024 menguat 0,20% ke level US$2.331,20 per troy ounce pada pukul 07.49 WIB.

Mengutip Reuters, pejabat industri mengatakan permintaan emas di Asia tengah melonjak walaupun harga mendekati rekor tertinggi pada Mei 2024, lantaran adanya ketidakpastian geopolitik dan ekonomi. 

Analis juga mengatakan bahwa kepercayaan yang lebih rendah pada investasi lain seperti real estat dan ekuitas juga menjadi faktor di balik permintaan emas. 

Para ahli mengatakan bahwa para investor China yang bergulat dengan devaluasi mata uang, penurunan real estat yang berlarut-larut, dan ketegangan perdagangan juga menemukan nilai emas.

"Tren di pasar adalah bahwa jika konsumen ingin membeli emas, mereka akan membelinya. Harga tidak menjadi masalah,” jelas CEO Singapore Bullion Market Association, Albert Chang. 

Harga Baru Bara 

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak Juni 2024 di ICE Newcastle melemah 0,46% ke level US$131,25 per metrik ton pada penutupan perdagangan Selasa (11/6). Kemudian, batu bara kontrak Juli 2024 juga melemah 0,26% ke US$133,35 per metrik ton.

Mengutip ETEnergyWorld, Menteri Batu Bara dan Pertambangan India yang baru, G Kishan Reddy pada Senin (10/6) menuturkan bahwa dia akan melakukan upaya untuk memastikan kekurangan batu bara tidak akan terjadi. 

Reddy, setelah menjabat di kementerian tersebut, akan berdiskusi untuk menyiapkan rencana aksi kedua departemen dan agenda selama 100 hari. 

“Negara ini menjadi negara tanpa pemadaman listrik dengan meningkatkan konektivitas listrik dan jaringan listrik di semua negara bagian. Tentu saja, ke arah yang sama, kami akan memikirkan cara menghindari kekurangan batu bara dan bagaimana meningkatkan produksi di masa mendatang,” jelasnya. 

Di lain sisi, mengutip Reuters, beberapa negara perekonomian terbesar ingin menyelesaikan rencana menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) iklim Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun ini, untuk menghentikan pendanaan baru dari sektor swasta untuk proyek batu bara. 

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper