Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Mentah Mendidih Jelang Laporan OPEC+ dan Rapat The Fed

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2024 menguat 0,18% atau 0,14 poin ke level US$77,88 per barel pada pukul 08.21 WIB.
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg

Bisnis.comJAKARTA - Harga minyak mentah menguat menjelang rilis laporan OPEC yang akan memberikan gambaran mengenai prospek pasar. 

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (11/6/2024), harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2024 diperdagangkan menguat 0,10% atau 0,08 poin ke level US$81,71 per barel pada pukul 08.22 WIB. 

Kemudian, kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2024 juga menguat 0,18% atau 0,14 poin ke level US$77,88 per barel pada pukul 08.21 WIB.

Harga minyak mentah Brent tengah menuju US$82 per barel setelah melonjak 2,5% pada Senin (10/6/2024). Sementara itu, minyak WTI naik mendekati US$78 per barel. 

Laporan OPEC akan diikuti oleh prospek energi jangka pendek dari Amerika Serikat pada Selasa waktu setempat (11/6) dan rilis bulanan dari Badan Energi Internasional (EIA) pada Rabu (12/6). 

Harga minyak mentah menguat pada Senin (10/5) karena para pedagang memutuskan untuk membeli saat harga menurun, setelah mencatatkan pelemahan mingguan terbesar sejak awal Mei 2024. 

Adapun, aksi jual tersebut mendorong OPEC+ untuk mengklarifikasi bahwa mereka dapat menghentikan atau menghentikan perubahan produksi jika diperlukan. 

Harga minyak mentah juga cenderung lebih rendah sejak awal April 2024, di kala kekhawatiran mengenai permintaan dan membengkaknya pasokan dari luar OPEC. 

Produksi Rusia pada Mei 2024 juga tetap berada di atas tingkat yang dijanjikan kepada OPEC+, bahkan ketika Rusia melakukan pemotongan terbesar dalam lebih dari setahun. 

“Pasar minyak didukung oleh antisipasi kenaikan permintaan bahan bakar musim panas ini dan prospek bahwa jika WTI tetap di bawah US$79, AS akan mengambil tindakan untuk membangun cadangan strategisnya,” jelas presiden NS Trading, salah satu unit Nissan Securities, Hiroyuki Kikukawa, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (11/6). 

Lanjutnya, karena WTI mendekati rata-rata 200 hari, maka pihaknya memperkirakan harga minyak akan tetap mendekati level saat ini untuk sementara waktu. 

Analis Goldman Sachs juga mengatakan bahwa mereka memperkirakan Brent meningkat menjadi US$86 per barel pada kuartal III/2024, menimbang  permintaan transportasi musim panas yang kuat akan mendorong pasar minyak ke dalam defisit kuartal III/2024 sebesar 1,3 juta barel per hari.

Para investor kini juga tertuju pada rilis data indeks harga konsumen (IHK) AS pada Mei 2024 dan kesimpulan pertemuan kebijakan dua hari The Fed pada Rabu waktu setempat (12/6) sebagai petunjuk kapan The Fed dapat memangkas suku bunganya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper